Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Her Story about Mblarah (Seri Diskusi Mblarah #8)

4 Desember 2024   14:41 Diperbarui: 4 Desember 2024   15:19 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan untuk Seri Diskusi Mblarah #8 foto Desember 2024 diolah dengan lumii dan snapsheed

Konsep diskusi Mblarah tetap memberikan ruang pada siapapun untuk jadi guru berdasarkan pengalamannya. Walau ada yang menilai diskusi ini dianggap tidak ilmiah dan tidak bermutu,  karena tidak bertempat di forum yang resmi semisal di perguruan tinggi dan dihadiri orang orang dengan gelar S3 hingga profesor. Diskusi Mblarah justru jauh dilakukan sebelum saya tulis ini, kebetulan saja saya menemukannya dan saya kemas agar apa yang ada dilapangan ini tidak hilang sia sia begitu saja tanpa rekam jejak.

Manusia pembelajar tidak dibatasi umur, ruang dan mata pelajaran dan dalam diskusi Mblarah memang tidak menyediakan sertifikat telah mengikuti diskusi atau seminar tertentu. Sungguh ini acara informal bernama diskusi dalam forum santai yang tidak ada poster undangannya. Diskusi Mblarah walau dianggap Mblarah tapi tetap terarah dengan spirit memanusiakan manusia agar hidupnya tetap bermakna dan mampu menginspirasi khalayak umum.

Membangun Frekuensi yang Sama

Ide menulis moment diskusi Mblarah ini mengalir saja. Tak ada maksud tertentu dibalik tulisan ini. Bagi yang tak suka dan memberikan berbagai penilaian, silahkan saja. Tak ada paksaan untuk menyukai seri tulisan ini, termasuk seri seri puisi yang hingga hari ini sudah ada lebih dari 1000 judul puisi tayang di Kompasiana. Soal curhat tentang dunia puisi akan saya tulis di artikel yang lain.

Berteman itu intinya membangun frekuensi yang sama. Masih ingat jaman radio, jika salah frekuensi tak bakalan nyaman di dengarkan. Walau tidak berteman secara pribadi, tapi memiliki frekuensi yang sama, apa yang kita sajikan dalam tulisan tulisan kita pasti diapresiasi dengan baik tanpa prasangka.

Satu frekuensi menciptakan suasana enjoy yang mampu saling isi dan lengkapi tanpa terbebani. Dikritik malah berterima kasih tanpa merasa tersinggung. Mereka merasa tak digurui dan bisa legowo menerima ilmu dan hal hal baru.

Seekor kodok tak akan bersahabat dengan ular. Seekor kijang tak akan jadi sahabat baik seekor macan. Satu frekuensi menciptakan sinergi hingga tercipta titik temu yang mempertemukan banyak perbedaan. Efisiensi sebuah project tercipta dari satu frekuensi yang sama. Dari diskusi Mblarah malah banyak diketemukan solusi cemerlang. Tidak percaya ? Coba aja sendiri.

Her Story about Mblarah

Mari nikmati hari demi hari dengan berkarya. Jika berguna, Alhamdulillah. Jika dianggap tidak bermanfaat, maka penilaian tersebut tetap jadi motivasi diri agar menghasilkan karya yang lebih baik. Jadilah jiwa merdeka yang mampu memanusiakan manusia. Teruslah menginspirasi dengan memberikan bukti yang nyata dan ada bukti otentiknya. Her Story about Mblarah bukan omong doang, tapi mengemas hal hal kecil yang tidak dianggap, tapi sejatinya merupakan permata berharga yang bersinar.

"Tulisan akan bermakna, saat dibaca."

De Huize Mblarah, 4 Desember 2024
Ditulis untuk Seri Diskusi Mblarah 8

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun