Ngopi bareng Rousseau diantara hujan dan Rebutan Kursi
(Seri Diskusi Mblarah #3)
Ditulis oleh Eko Irawan
Sudah dua hari, kamis Jumat, 28 dan 29 November 2024 ini malang raya siang malam diguyur hujan. Jadi pingin berselimut saja sepanjang hari sambil memutar lagu lagu kesukaan di kamar. Tapi perjuangan hidup tetap wajib. Kemalasan hanya simbol kebodohan yang dipuja. Jadi, tetaplah keluar untuk hidup agar terus hidup. Protes hanya mempertebal kecewa. Masak harus kalah dengan gerimis.
Tentang hujan ini, sudah kutulis jadi Puisi, Jadikan Hujan Bahagiamu. Tengok saja di link sbb :
https://www.kompasiana.com/irawanoke1803/67271a62ed641533637d78f2/jadikan-hujan-bahagiamu-seri-hari-hari-puisiku-122
Jika hujan ini jadi pemantik bahagia, mari kita lihat anak anak kecil yang bermain ceria ditengah guyuran hujan. Mari sederhanakan semua pelik ini jadi bahagia. Buat apa rumit. Siksa jiwa raga yang ujung ujungnya undang penyakit. Ya jiwa ya raga. Eman, hidup sekali kok disiksa dengan tuntutan prinsip yang mau senang sendiri. Enak sendiri. Berperan sendiri. Menonjol sendiri. Seolah mau jadi pahlawan yang paling berperan. Kok Mblarah lagi, mending ayo diskusi Mblarah  sembari Ngopi bareng Rousseau diantara hujan dan Rebutan Kursi.
Diskusi Mblarah tapi tidak Mblarah
Orang orang ini, bukan kurang kerjaan. Mereka adalah Manusia Pembelajar. Manusia Penggerak. Suguhan Kopi panas jadi penyegar jiwa, raga dan pikiran, apalagi disajikan ditengah hujan yang tiada putus hingga dua hari ini.
Walau diskusi Mblarah yang sederhana dan santai saja, satu kelompok memegang konsep Thomas Hobbes yang menganggap manusia sudah jahat dari sononya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan peradaban dan figur otoritas yang disegani. Buktinya, hingga sekarang masih banyak orang yang lebih mementingkan diri dan kelompoknya yang bertujuan mempertahankan otoritas kekuasaan yang secara sepihak hanya menguntungkan mereka sendiri dan akan menempuh segala cara menyingkirkan yang lain yang dianggap mengganggu. Memang ada ? Silahkan dilihat sendiri sistem dan masyarakat yang ada di sekitarmu.
Dan ternyata, dalam diskusi Mblarah ini ada kelompok lain yang memegang konsep Jean Jacques Rousseau. Beliau berkata :
"Tidak ada yang lebih berbahaya daripada pengaruh kepentingan pribadi dalam urusan publik."
Dan di pendapat yang lain Jean Jacques Rousseau mengatakan :
"Kekayaan hendaknya tidak terlampau besar, sehingga seorang manusia dapat membeli tetangganya. Ataupun terlalu kurang, sehingga seorang manusia terpaksa menjual diri."
Ya seperti itulah Diskusi Mblarah, bisa menghadirkan pemikiran Filosof Eropa sebagai kaca untuk melihat apa dan bagaimana yang terjadi di masyarakat kekinian. Sebuah hitam sebuah putih hingga jadi abu abu. Dan apapun itu, tak perlu bertengkar karena beda pendapat. Diskusi Mblarah tapi tidak Mblarah. Karena Rousseau berpesan :
"Orang yang Hanya tahu Sedikit biasanya adalah orang yang pandai bicara, sedangkan orang yang tahu banyak tidak banyak Bicara."