Kartini Milenium pada Acara Padhang Mbulan Mesem Cafe menuju Tumpang Sebagai Desa Budaya
Ditulis oleh : Eko Rody Irawan
Sebuah desa tentu memiliki ciri khas yang unik yang merupakan kekayaan budaya lokal masyarakat setempat. Bentuk bentuk budaya dimaksud antara lain berupa :
1. Kegiatan adat dan Tradisi.
2. Situs Kesejarahan dan arkeologi.
3. Potensi Kesenian.
4. Permainan Rakyat.
5. Potensi Kerajinan, Kuliner dan Jamu.
6. Potensi Lingkungan, Tata Ruang, dan Arsitektural.
7. Gelar budaya, kirab, pawai dan panggung rutin hari peringatan tertentu.
8. Komunitas tradisi
9. Sistem bercocok tanam tradisional
10. Dan hal hal lain yang merupakan tradisi unik dan khas yang hanya ada di wilayah yang bersangkutan.
Disetiap desa dan kelurahan tentu memiliki hal hal tersebut diatas. Upaya agar adat dan tradisi tetap lestari memang terus dilakukan oleh pegiat warga setempat, dengan tujuan adat istiadat dan budaya Adi luhung tersebut tetap lestari sehingga memiliki daya tarik untuk sektor pariwisata, pendidikan dan pusat kajian kebudayaan.
Jika potensi tersebut bisa dikelola, tentu ada nilai lebih dari desa yang bersangkutan agar mampu meningkatkan kesejahteraannya berupa peningkatan sektor UMKM, peluang kerja baru dan tertatanya kampung agar lebih menarik, bersih dan berkembang secara berkelanjutan sesuai fokus tema yang diusung. Tentu di desa tersebut harus ada SDM yang mengelola dan bertanggung jawab penuh untuk upaya pemajuan yang berkelanjutan. Pihak terkait misal unsur pemerintah desa setempat harus turut mensupport tidak hanya perlindungan, pembinaan tapi juga perencanaan, pembangunan dan penganggaran.
Bantuan promosi dan pembinaan juga harus dilakukan oleh dinas terkait baik langsung atau tak langsung agar desa budaya tidak dibiarkan hidup sendiri.
Bagaimana dengan potensi desa budaya di wilayah anda dan sekitarnya? Jogja dan Bali memang telah dikelola dengan sangat baik dan berhasil memberi kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. Semoga daerah lain di Nusantara mampu bangkit menjadikan desanya sebagai desa budaya yang menarik dan mampu memberikan kontribusi pada peningkatan Kesejahteraan masyarakat.
Potensi Tumpang Sebagai Desa Budaya
Tiap desa pasti punya potensi yang bisa diangkat sebagai desa Budaya, termasuk Desa Tumpang Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.
Desa Tumpang setiap hari dilewati wisatawan yang berwisata menuju Bromo Tengger Semeru. Mereka hanya lewat dan transit sebentar untuk selanjutnya menuju Bromo. Potensi wisata ini dimiliki oleh Tumpang.
Desa Tumpang khususnya di dusun Jago, juga memiliki situs cagar budaya bertaraf nasional yaitu Candi Jago. Candi jago dibangun antara tahun 1268Â - 1280 M yang merupakan bukti otentik bahwa masyarakat desa Tumpang sudah memiliki peradaban tinggi sejak Abad ke 13 Masehi.
Berdasarkan informasi dari situs Wikipedia menjelaskan Candi Jago sbb : Â Menurut kitab Negarakertagama pupuh 41:4 dan Pararaton, nama Candi Jago sebenarnya berasal dari kata "Jajaghu", yang didirikan pada masa Kerajaan Singhasari pada abad ke-13 sebagai penghormatan bagi Raja ketiga Singhasari, Wisnuwardhana. Jajaghu, yang artinya adalah 'keagungan', merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut tempat suci. Candi ini berlokasi di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur atau sekitar 22 km dari Kota Malang, pada koordinat 8020.81S 1124550.82E.
Dan dari pelataran candi Jago ini pernah ada arca Manjusri berbahan batu andesit. Arca tiruan berupa cetakan duplikat dari bahan plaster arca ini tersimpan di Museum Nasional dengan nomor inventaris D. 214. Lalu dimana arca aslinya? Arca ini sekarang disimpan di Museum Ermit, St. Petersburg, Rusia. Sebelumnya sejak 1865 arca ini berada di Ethnologie Museum, Berlin, Jerman, sampai jatuhnya Berlin pada Perang Dunia II. Saat itu arca ini diboyong ke Rusia sejak 1945 hingga kini.
Museum di Rusia saja mau merawat sebuah arca dari Tumpang, maka sudah selayaknya warga tumpang juga bangga bahwa budaya dari tumpang punya makna bagi peradaban dunia.