Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Cinta Ta'aruf (Seri Puisi Epigram #23)

22 Januari 2024   17:46 Diperbarui: 22 Januari 2024   17:48 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan untuk Seri Puisi Epigram #23 foto diolah dengan lumii dan snapsheed

Puisi : Ketika Cinta Ta'aruf
(Seri Puisi Epigram #23)
Ditulis oleh : eko irawan

Andai cinta omong kosong. Isinya hanya rayuan bohong. Asyik Tipu menipu, hati sedih melompong. Hebat di kata, tapi buktinya Zong.

Cinta bukan rekayasa. Ngaku jodoh kiriman semesta. Ngaku cinta, tapi hanya kata. Dipuja tapi buktinya mana?

Rugi hanya berani jawab, tak berani nanggung. Jawab itu hanya modal bohong, alasan segunung. Memuji selangit, tapi nyatanya linglung. Diminta nanggung jangan jangan nanti bingung.

Ketika cinta ta'aruf. Omong gampang mu, ditimbang, bukan urusan dunia saja. Tapi ada hukum Akhirat tanpa rekayasa. Karena Ta'aruf lebih luas dari sekedar bilang cinta.

De Huize Sustaination, 22 Januari 2024
Ditulis untuk Seri Puisi Epigram 23

Catatan Kaki

Ta'aruf itu apa? Taaruf berasal dari kata ta'arafa - yata'arafu yang artinya saling mengenal sebelum menuju jenjang pernikahan. Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan jika taaruf merupakan kata yang diserap dari bahasa Arab "lita'arafu" yang bermakna saling mengenal.
Cinta memang hanya kata saja. Ada proses ta'aruf yaitu upaya saling mengenal untuk berjalan menuju jenjang selanjutnya. Apa cukup bilang cinta saja, apa sudah bahagia? Sudah cukup saling mengenal? Karena Berani bilang cinta ada tanggung jawab dunia akhirat.

Cinta memang buta. Tapi tanggung jawab jangan hanya koar koar jawab doang, diminta nanggung, malah berdalih pakai alasan. Ta'aruf itu tidak akan menyengsarakan banyak orang. Jika dengan cinta malah sengsara maka ketika cinta ta'aruf huruslah.... Sadar diri, cinta bukan hanya urusan dua orang kasmaran.

Umur boleh bertambah tua, tapi bersikap dewasa belum tentu bisa. Jika masih omong aku, aku dan harus aku. Itu tanda egois. Sebuah sikap tak dewasa sekalipun dilakukan orang berumur tua. Ta'aruf bukan tentang dua orang jatuh cinta, tapi menyangkut hidup banyak nyawa. Renungkan, yang tak bisa... Akan ditabrakan saja. Upaya waras untuk mengingatkan sudah, tapi tetap saja keras kepala. Maka silahkan menyesal sendiri dikemudian hari. Itukah hasil ketika cinta ta'aruf? Maka bacalah tulisan ini.

Semoga menginspirasi dan mampu buka hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun