Bicara dengan Puisi #6 : Sang Penyair
Ditulis oleh : eko irawan
Jangan mau jadi mesin. Yang tugasnya itu itu saja. Tunduk patuh tanpa inisiatif. Apa kamu tak bosan?
Rajin wajib. Malas sedikit, kamu salah. Jika benar, bukan kamu yang dipuji. Karena mesin haram jalan sendiri.
Terpaksa jadi mesin, demi perut. Disini merdeka, tapi siapa mau bayar. Sang penyair yang hidup dari ladang lain. Kok dibayar, dilihat saja tidak apalagi diapresiasi.
Sang Penyair mondar mandir di kubangan fiksi. Dianggap deklamasi anak paud, tak dikenal tak diajak tak dianggap. Apa harus bergelar, pangkat, baru diundang?
Ceriakan hidupmu. Tak perlu sibuk dengan kata orang. Apa mereka peduli hidupmu? Nyatanya tidak. Mereka orang orang hampa, hidup kosong tanpa sastra.
Diri ini, Sang Penyair. Yang bebas merdeka tanpa disuruh suruh. Yang cari uang sendiri untuk hidup. Apa hakmu mencela, hidupmu saja kosong.
De huize Fiksilogi, 20 Oktober 2023
Ditulis untuk Seri Bicara dengan Puisi 6
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H