Puisi : Kahyangan Mdang
(Seri Puisi Sigarda #2)
Ditulis oleh : eko irawan
Masih bergumul di gumuk Ijo. Candi Ijo didekap senja jingga. Menenangkan jiwa di tlatah Mataram Kuno. Karena ku menjejak Bumi Kahyangan Mdang.
Senja yang indah dipeluk semilir. Me-reka ulang seperti apa jaman dahulu. Terpotret di indahnya senja. Kala mentari pamit ke peraduan.
Candi ijo bukan hijau warnanya. Asah Asih Asuh Sinau cagar budaya. Merenung di Kahyangan Mdang. Bertanya, kita mampu berperan apa, untuk Nusantara.
De Huize Candi Ijo, 2 September 2023
Ditulis untuk Seri Puisi Sigarda 2
Behind the Poem
Posisi Komplek candi Ijo tergolong sangat eksotis, khususnya saat senja hari. Kita bisa melihat panorama alam yang sangat memikat dan sangat cocok jadi tempat healing kekinian dengan tujuan rekreatif dan menenangkan diri setelah sibuk beraktifitas. Suguhan panorama alam jadi daya tarik tersendiri seolah kita hadir menembus waktu di Kahyangan Kerajaan Medang. Berikut Sekilas Sejarah Candi Ijo.
Candi ini berada di lereng barat sebuah bukit yang masih merupakan bagian perbukitan Batur Agung, kira-kira sekitar 4 kilometer arah tenggara Candi Ratu Boko. Berdasarkan penelusuran sejarah, Candi Ijo dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno di bawah pemerintahan Rakai Pikatan dan Rakai Kayuwangi.
Penamaan Candi Ijo bukan diambil dari warnanya yang hijau, tetapi karena berada di perbukitan Gumuk Ijo, Kabupaten Sleman. Â Nama tersebut dikukuhkan pada Prasasti Poh yang bertahun 906. Â
Pada saat pembangunannya, konon menggunakan bebatuan yang diambil dari berbagai tempat, salah satunya dari Gunung Merapi. Hal itu membuat struktur Candi Ijo kokoh dan bertahan beberapa abad, bahkan hingga saat ini. Adapun dalam penentuan lokasi pembangunan Candi Ijo memiliki aturan dan syarat yang tertulis dalam kitab kuno. Salah satu syaratnya adalah lokasi pembangunan harus dekat dengan sumber air dan di atas tanah yang subur.
Kompleks Bangunan Candi Ijo pertama kali ditemukan oleh H.E. Dorrepaal pada 1886. Setelah itu, penelitian dilakukan oleh C.A. Rosemeir dan H.L. Heidjie Melville. Sedangkan penelitian terhadap Candi Ijo baru dilakukan oleh Dinas Purbakala mulai 1958.Â