Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menilik Titik Temu

11 Juli 2023   06:20 Diperbarui: 11 Juli 2023   06:42 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi : Menilik Titik Temu

(Seri Menilik Titik Temu #1)
Ditulis oleh : Eko Irawan

Titik bukan berhenti. Untuk apa takut titik. Karena Titik, akhiran untuk sebuah awal. Yang akan tumbuh dari sebuah noktah.

Mungil Kecil tapi tumbuh. Karena titik sanggup mengakhiri, tapi titik juga sebuah awal. Titik lebih tegas dari koma. Karena koma, bukan pilihan saat kesungguhan terus bahasakan cinta.

Masihkah ragu berlarut larut. Kata bisa hanya di mulut, tapi yakin merekah dalam tindakan. Menolak tapi menerima tak mau tapi menunggu. Inilah menilik titik temu.

Bukti Cara semesta satukan cinta. Tafsir hati, perjuangkan pesan suci. Menilik titik temu tanpa debat. Biarkan berbeda, tapi saling isi saling lengkapi.

Malang, 9 Juli 2023
Ditulis untuk Seri Menilik Titik Temu 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun