Langit mengajarimu Tawakal Sejati
(Seri Sajak Langit #28)
Ditulis oleh Eko Irawan
Sebentar saja. Tengoklah angkasa. Karena lalai disibukan dunia. Mengejar kecukupan hidup sementara.
Sedari pagi hingga petang. Malam datang menjelang. Berputar terulang, umur berkurang. Tak kenal hikmah, makna hakiki menghilang.
Sudah jadi mesin. Isi hidup hanya tuntutan. Terus kurang dan meningkat. Sementara raga lupa dijaga.
Jiwa kosong hampa. Rindu dan cinta kering merana. Apakah hidup hanya untuk uang dan harta. Protes kurang meraja Lela, Syukurpun lupa.
Langit tetap menaungi lelahmu. Sekalipun kau sibuk urusan perutmu. Sebentar saja luangkan waktu. Langit luas titip rindu untukmu.
Apakah tiada guna, yang tak berguna caramu yang lupa. Lupa langit berdiri tanpa tiang, Tetap kokoh tanpa pondasi. Langit mengajarimu Tawakal sejati. Sementara kau cemas, lupa doa, lupa Ada Penguasa Semesta.
Malang, 25 Juni 2023
Ditulis untuk Seri Sajak Langit 28
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H