Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Seuntai yang Satu (Seri Puisi Distikon #5)

25 Juni 2023   06:20 Diperbarui: 25 Juni 2023   06:24 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Seri Puisi Distikon #5 foto 20 April 2023 di desa Bago Pasirian Lumajang foto diolah dengan Snapsheed

Dua seuntai Yang satu, diikat waktu.
Saat tiba, menolak apa mampu.

Malang, 24 Juni 2023
Ditulis untuk Seri Puisi Distikon 5
Distikon adalah puisi Dua Seuntai

Behind the poem :
Puisi ini terinspirasi setelah membaca Al Qur'an Surat Az Zariyat ayat 49 berbunyi:

-

Arab-latin: wa ming kulli syai`in khalaqn zaujaini la'allakum tadzakkarn

Artinya: "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah)." (QS. Az Zariyat: 49).

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, Allah SWT menciptakan semua makhluk dengan berpasang-pasang. Mulai dari bumi dan langit, matahari dan rembulan, terang dan gelap, iman dan kafir, hidup dan celaka. Demikian juga dengan semua makhluk hidup dan tumbuhan.

Menurut tafsir Kemenag, ayat tersebut menjelaskan tentang penciptaan berbagai macam kejadian dalam bentuk yang berlainan dan dengan sifat yang saling bertentangan. Artinya, setiap sesuatu merupakan pasangan bagi yang lain.

Dari penjelasan tersebut diatas, sebagai umat manusia kita dihadapkan pada Kekuasaan Allah SWT yang menetapkan takdirNya pada setiap diri masing masing. Rahasia Rejeki, Jodoh dan Perpisahan adalah ketentuanNya yang tak bisa ditolak atau direkayasa manusia.  Semua itu pasti ada hikmahnya, ilustrasinya sbb : jika dua anak manusia ditakdirkan berjodoh, sekalipun ditolak sekuat daya, hasilnya adalah kesengsaraan. Begitu pula sebaliknya, dua anak manusia berusaha bertahan namun jika ditakdirkan berpisah, sekalipun menolak sekuat daya dengan pola pikir sok ideal, sok pintar dan sok tahu, maka hasilnya juga memetik hidup sengsara penuh keluh kesah. Hidup memang memilih, tapi jika ketentuan Takdir berkata lain, bisa apa manusia? Melawan? Sok tahu, sok pintar, sok paham? Hasilnya bukan hidup yang baik, tapi malah jauh dari berkah. Marilah mendekatkan Diri pada KekuasaanNya, tetap berusaha semaksimal mungkin dan  bicara hasil, mari berpasrah pada KetetapanNya. Manusia memang punya logika, gunakan hati yang disinari Keimanan dan selalu berdoa memohon hidayahNya, agar mensikapi pilihan hidup bisa bijak dengan pemahaman hati seluas samudra. Ada yang disatukan, ada yang dipisahkan. Allah punya Rencana dan KetetapanNya, tentu itu yang terbaik, tak bisa ditolak, tak bisa dilawan dan tak akan kuasa manusia melawannya. Semakin ditolak dan dilawan hasilnya hanya buang waktu dalam hidup sengsara. Ikuti saja apa yang terbaik dan itu pasti ada berkah, hikmah dan Takdir Terindah nantinya. Bismillah Allahuma.
Demikian behind the poem : Dua Seuntai Yang Satu, semoga menginspirasi dan bermanfaat untuk meraih berkah Hidup yang Di Ridhoi Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun