Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rasa yang Diakui (Seri Puisi Asmaraloka #50)

21 Juni 2023   06:20 Diperbarui: 21 Juni 2023   06:24 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri seri puisi asmaraloka #50 diolah dengan snapsheed

Rasa Yang Diakui
(Seri Puisi Asmaraloka #50)
Ditulis oleh Eko Irawan

Takut, Cemas, Ragu ragu, Tak Yakin, semua Tentang sejumlah kata. Gagal lalu cukup jadi pelajaran. Duka kemarin telah memberi ajaran.

Bukan mau menghitung baik. Nilai saja apa yang sudah sudah. Perlahan jadi nyata, pelahan jadi cinta. Tumbuh kisah diantara kita.

Jangan ditafsir sandiwara. Ini bukan dolanan anak anak remaja. Ada niat tulus, ada jujur penuh juang. Ditata, diusahakan, dalam doa penuh harap.

Jadilah rasa yang diakui. Ini bukan carut marut kemarin, bukan pula buram tempo hari. Tumbuh dalam gelombang, mekar dalam badai. Tapi terus ada untuk esok.

Rasa yang diakui, rasa yang nyata ada.Bukan mimpi, bukan janji. Terima kasih telah terima apa adanya. Berjalan dalam juang berdua, tanpa drama.

Malang, 20 Juni 2023
Ditulis untuk Seri Puisi Asmaraloka 50

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun