Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Lagi Terurus (Seri Hari Hari Puisiku #75)

15 Maret 2023   08:23 Diperbarui: 15 Maret 2023   10:19 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seri hari hari puisiku #75/Dok pribadi

Puisi : Tak Lagi Terurus (Seri Hari Hari Puisiku #75)

Kau tahu rasanya, apa paham?
Aku memang tak cerita.
Aku memang butuh dimengerti.
Sedihku. Murungku. Merubah normalku.
Jiwa Sepi Yang Tak lagi Terurus.

Siapa mau dikhianati.
Ditinggal cinta yang mulai mati.
Ini soal hati. Perlahan habisi.
Tak lagi terurus. Tak terawat. Tak dianggap.
Ada, tapi bak orang orangan sawah.
Ada, jadi mengganggu sekitar.
Ada, tapi seolah tak ada.

Jadi aneh. Tak ada lagi yang cari.
Sulit rejeki, yang dasar saja tak terbeli.
Jatuh tertimpa tangga bertubi.
Terasing, dikucilkan, dan diprotes.
Dilihat yang lain, jadi bahan salah paham.

Hingga semut semut didompetku.  mereka tahu. Jadi ghibah merona. Mempesona. Tapi apa yang baik. Sebesar gajah. Tak lagi nampak di mata.

Tersenyumlah duhai jiwa luruh.
Tak ada yang perlu dijelaskan.
Biarkan aku, jadi diri sendiri.
Biarkan semesta mengantarku sembuh.
Tanpa drama.

De huize Dongkel, 15 Maret 2023
Ditulis oleh Eko Irawan
Untuk seri Hari Hari Puisiku 75

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun