Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kopi Nikmat Setelah Diaduk (Seri Hari Hari Puisiku #72)

3 Maret 2023   11:34 Diperbarui: 3 Maret 2023   11:45 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seri hari hari puisiku #72, dok. pribadi

Kopi itu Nikmat Setelah diaduk

Jika sudah tak kuat, tinggal ngopi.
Sungguh hidup itu sederhana.
Tak perlu berbantah, selisih tiada guna.
Semua ada prosesnya.

Mungkin sudah jenuh melihat hidup.
Campur aduk rasa menghunjam hari hari.
Tak pernah selesai, menumpuk tiada usai.

Tak pantas putus asa. Masih yakin ada waktunya. Saat diri Terjebak masalah dan dilema. Menunggu, sedang menunggu apa.

Ngopi bukan pelarian. Tapi saatnya menata pikiran dan hati. Kenapa ujian ini bertubi. Satu belum selesai, satu yang lain muncul memulai.

Memaknai ngopi. Tanpa diaduk, akan hambar tanpa arti. Karena, Kopi itu nikmat setelah diaduk. Paduan Pahit manis akan terasa. Mencairkan jenuhnya hati dan jiwa.

Nikmat hidup bukan omong kosong. Mengeluh hanya menambah beban. Kopi saja nikmat setelah diaduk, hidup juga akan nikmat setelah ujian demi ujian. Masak manusia diciptakan untuk terus menerus menderita? Adilkah?

Sabar dan Syukur jadi kunci. Hidup memang belajar menerima dan jalani. Protes bukan solusi, harus terus berjuang dan berusaha setiap hari. Karena hasil tak akan ingkari usaha.

Kopi saja nikmat setelah diaduk. Semoga diberi kekuatan untuk hadapi sebelum remuk. Kuyakin, ujian ini tak akan melebihi kemampuan. Duh Penguasa Langit bumi, Jangan biarkan hamba ini terus terjebak tanpa kepastian. Menunggu tanpa jawaban. Tersiksa tanpa dukungan.

De Kantoor, 3 Maret 2023
Ditulis oleh Eko Irawan
Ditulis untuk Seri Hari Hari Puisiku
72

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun