Puisi : "Ingin Buktikan Diri (seri Preman Sakral #6)"
Hargailah cita cita.
Karena cita cita adalah pilihan.
Bukan golongan orang orang salah Jalan.
Tapi mereka adalah,
Para Pejuang yang ingin tunjukan diri.
Benar belum tentu benar.
Karena tiap Sukma punya ciri khas.
Yang unik. Dan tidak ada yang kembar.
Jadi jangan samakan.
Jangan pukul rata.
Kau boleh hebat. Dahsyat.
Tapi di ranahmu sendiri.
Menginspirasi boleh, tapi....
Pakailah rasa, Tepo sliro, jangan hantam kromo. Karena kau bukan aku, dan aku bukan dirimu.Â
Apa kau mau diatur atur.
Serba dilarang. Serba dibatasi.
Dianggap tak berprinsip. Plonga plongo.
Lalu seenak sendiri, dijajah.
Tanpa punya pilihan. Maukah kau?
Jalan nasib bukan fotokopy.
Semua nyawa punya Jalan takdir sendiri.
Semua jiwa ingin jadi diri sendiri.
Ingin buktikan diri, tanpa diklaim orang lain. Bahwa capaian kita, karena mereka. Yang merasa berjasa, seolah paling kuasa.
Ingin Buktikan diri.
Kau juga. Jiwa ini merdeka.
Apa faedah mengurusi orang lain?
Jawablah. Kau sendiri tak tahu nasibmu.
Kau sendiri tak tahu masa depanmu.
Ayolah jawab, apa kau paling suci?
Paling mulia? Paling benar? Apa jasamu?
Apakah kau punya jaminan kepastian?
Preman Sakral, jalan lebih mulia.
Dari pada pintar omong,
Tong kosong Nyaring bunyinya...
De Huize Dongkel, 28 Februari 2023
Ditulis oleh : Eko Irawan
Untuk Seri Preman Sakral 6
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H