Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Apatis (Ultimate Consciousness Series #4)

22 Oktober 2022   22:50 Diperbarui: 22 Oktober 2022   23:12 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Titik terendah. Saat pasrah menyerah. Seolah tiada arah. Sepi sendiri dalam gundah.

Saat merasa tak dihargai. Seolah tak dianggap. Hadirpun dianggap tak ada. Tak diajak bicara. Dighibah jadi bahan cerita.

Mungkin hanya persepsiku sendiri. Framing otakku. Aku juga manusia biasa, yang punya perasaan. Bisa susah, bisa senang. Seperti juga pribadi lain.

Jika aku apatis, apa salahku. Kondisi jiwaku tengah guncang. Aku butuh ditolong. Aku butuh dimengerti. Kau kira dengan memusuhi, apa aku akan baik baik saja.

Ini tentang kondisi jiwaku. Saat aku dititik terendah. Saat diri merasa tak dihargai. Tapi terus bertahan. Berupaya bangkit dari keterpurukan. Sekalipun, jujur apatis bukan pilihan.

Jika apatis, terpaksa. Jiwa sosialku berontak. Itu bukan aku. Jadi orang lain, bukan typeku. Aku ingin jadi diriku sendiri.


Malang, 22 Oktober 2022

Ditulis oleh Eko Irawan 

Untuk Ultimate Consciousness Series 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun