Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bulan (Seri Sajak Langit #16)

28 September 2022   21:22 Diperbarui: 28 September 2022   21:27 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri seri sajak langit #16

Bulan, Satelit bumi. 400 milyar tahun menghias malam sepi. Berbagai mitos dan sain menghiasi. Penghias langit, terpantau makhluk bumi.

Andai Bulan Bisa Omong. Bak lagu Nini Karlina dan dul Sumbang. Merekam jejak peradaban bermilyar orang. Bulan terus berlayar, disamudra angkasa cemerlang.

Mark Twain pernah mengatakan:

 "Setiap orang adalah bulan, dan memiliki sisi gelap yang tidak pernah dia tunjukkan kepada siapa pun". 

Misteri apa,dibalik sana. Dari bumi terlihat cantik mempesona. Tapi selalu gelap wajah sebaliknya. Ternyata itu cara bulan, menghibur para pencinta. Simpan rapat duka, disisi gelap dan tunjukan wajah ceria dalam teduhnya.


Dan bulan membentuk siklus. Membuka bulan baru, harapan baru. Ritme teratur, ritmik kosmik yang menarik. Jadi tonggak catatan waktu. Penanggalan bulan menghias lembar lembar sejarah, kisah peradaban manusia.

Bulan pun setia mengelilingi bumi. Sinarnya teduh tak seterang mentari. Syahdu bagi para kasmaran dua hati. Jadi penghias malam yang dinanti.

Bulan adalah lambang cinta. Bulan adalah lambang setia. Saling menerima apa adanya. Walau bopeng tapi tetap abadi dalam rotasi mulia. 

"Di manapun kita berada, aku akan selalu dekat karena kita memandang bulan yang sama."

Malang, 28 September 2022

Ditulis oleh Eko Irawan 

Untuk Seri Sajak langit #16


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun