Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Paradoks Semesta (Seri Sajak Langit #15)

21 September 2022   17:52 Diperbarui: 21 September 2022   18:01 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Sajak Langit #15

Ada Gelap ada Terang. Ada Malam ada siang. Paradoks Semesta, misteri terkekang. Berpadu sekalipun bertentang.

Banyak yang harus dibaca. Diteliti, diselidiki dengan peka. Ilmu luas, tapi pemahaman terbatas. Belajar memang belum tuntas. 

Fakta terkini, luruhkan teory lalu. Siapkah kita dengan pemahaman baru. Framing otak dalam perang beradu. Bilang tak masuk akal, padahal tidak tahu.

Sungguh ilmu itu bukan prasangka. Pemahaman bisa salah sangka. Itulah tanda tingkat pemahaman manusia. Mendaki bertahap menuju kesadaran angkasa.

Sekolah saja ada kelasnya. Pencerahan bukan omong kosong belaka. Cara semesta, mendidik egoisnya manusia. Agar berhikmah pada angkasa raya.

Paradoks semesta dalam hitam putih. Langit gelap bukan kosong. Ada hikmah dalam kehampaan. Ruang waktu dalam nasib yang terus berjalan. Melaju tanpa kembali. Untuk temukan hal baru dalam kejutan.

Malang, 21 September 2022

ditulis oleh Eko Irawan 

untuk Seri Sajak Langit #15


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun