Siapa mau dipeluk sedih. Terluka merintih. Jalani kisah pedih. Terdampar dalam waktu yang perih.
Dan kopi dingin menemani. Bikin mual dan kembung menanti. Hidup konyol tak patut disesali. Protespun rugi, semua telah terjadi.Â
Antara Kopi dan cinta. Saat kehangatan telah sirna. Bunuh diri nan sia sia. Berakhir duka nestapa.
Kopi ini pernah hangat. Pernah menyambut cinta tiada penat. Pernah tumbuh dalam indahnya kata tersurat. Tinggal kenangan luka yang tergurat.
Antara kopi dan cinta. Tak bisa dinikmati saat dingin mendera. Sesal sekarang tiada guna. Bikin sesak didada.
Warung Kopi Joyo, 19 September 2022
ditulis oleh Eko IrawanÂ
untuk Seri Puisi Hari ini 18
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H