Aku menunggumu. Aku menantimu. Sekedar say hello darimu, di gadget smartphoneku. Tapi aku harus sabar menunggu.
Romantis itu penting. Bukan sok meniru ABG. Hidup sekali, kenapa tak dinikmati. Sekali waktu, mekarkan bunga bunga. Kau harus tahu, aku kangen padamu.
Sedari pagi, handphone tak tersentuh lagi. Menunggu hingga makan siang, itupun kadang whatsappku sepi. Terus bergerak sepanjang hari. Hingga malam harus setrika dan cuci cuci.
Maklum sibuknya Kekasihku. Bersabar walau responmu hanya gambar jempol melulu. Tak ada romantis nan syahdu. Sungguh habis waktu, pekerjaan rutin membelenggu.
Balada Mesin cuci. Bukan sombong, tapi saatnya dibantu tehnologi. Itu bukan barang mewah. Itu kebutuhan. Demi hemat waktu. Agar aku tak terlalu lama menunggu.
Malang, 8 September 2022
ditulis oleh Eko IrawanÂ
untuk Seri Puisi Asmaraloka 16
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H