Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada Mesin Cuci (Seri Puisi Asmaraloka #16)

8 September 2022   06:20 Diperbarui: 8 September 2022   06:35 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri seri puisi Asmaraloka #16

Aku menunggumu. Aku menantimu. Sekedar say hello darimu, di gadget smartphoneku. Tapi aku harus sabar menunggu.

Romantis itu penting. Bukan sok meniru ABG. Hidup sekali, kenapa tak dinikmati. Sekali waktu, mekarkan bunga bunga. Kau harus tahu, aku kangen padamu.

Sedari pagi, handphone tak tersentuh lagi. Menunggu hingga makan siang, itupun kadang whatsappku sepi. Terus bergerak sepanjang hari. Hingga malam harus setrika dan cuci cuci.

Maklum sibuknya Kekasihku. Bersabar walau responmu hanya gambar jempol melulu. Tak ada romantis nan syahdu. Sungguh habis waktu, pekerjaan rutin membelenggu.

Balada Mesin cuci. Bukan sombong, tapi saatnya dibantu tehnologi. Itu bukan barang mewah. Itu kebutuhan. Demi hemat waktu. Agar aku tak terlalu lama menunggu.

Malang, 8 September 2022

ditulis oleh Eko Irawan 

untuk Seri Puisi Asmaraloka 16

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun