Duduk. Berdiri. Jalan kesana kemari. Resah. Gelisah. Itulah rasa menunggu.
Dunia memang bukan milik kita sendiri. Bukan kita yang atur. Bukan nuruti mau kita. Keinginan kita.Â
Tak bisa dipaksa. Menunggu memang jemu. Bosan. Serasa buang waktu. Apa yang ditunggu tak jua datang. Sampai kapan?
Mauku tak sama mau lainnya. Berbeda. Tak seirama. Ini bukan konser. Ini kehendak masing masing. Menunggu itu harus, karena sama sama butuh.
Entahlah, bukan mengalah kalah. Berjuang berusaha dengan sabar. Bukan menang kalah. Tapi belajar menghargai, karena menunggu itu tak jelas. Menunggu itu ambigu.
Tebo Selatan, 7 September 2022
ditulis oleh Eko IrawanÂ
untuk Seri Hari Hari Puisiku #59
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H