Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Itu Syahdu (Seri Sajak Langit #2)

4 Agustus 2022   15:40 Diperbarui: 4 Agustus 2022   15:50 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tafakur di galaksi luhur. Mensyukuri umur. Terima kasih dengan bersyukur. lantunan doa tak berukur.

Kenapa malam kita dibangunkan. Bukan untuk bobok lagi. Tapi untuk melihat malam yang syahdu. Berdua, aku dan penguasa langit.

Kenapa malam, lalu takut gelap. Mata telanjang tak kuasa melihat. Beribu bintang bertabur. Sungguh kecil duhai manusia. Sangat kecil.

Mengagumimu. Singgasana angkasa luas. Misteri jagad raya. Lukisan langit sangat indah. Hidup terlalu bodoh, jika hanya tidur dalam kembara mimpi.

Sekali waktu lihatlah malam. Menengadah langit. Curhat malam itu perlu. Tenang meraga jiwa. Temukan jati diri. Dalam kembara sajak langit.

Malang, 4 Agustus 2022

Ditulis oleh Eko Irawan 

Untuk Seri Sajak Langit #2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun