Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

100 tahun Chairil Anwar: Puisi Ayo Bangkit

1 Agustus 2022   20:11 Diperbarui: 1 Agustus 2022   20:40 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Reenactor Ngalam

Kapan puisiku punya panggung. Dalam deru debu kini. Kuberdiri ditapak langkah binatang jalang. Puisi Ayo bangkit.

Aku menulis. Tapi tak akan kupaksa. Untuk suka aku. Biarkan langit bumi menilai. Aku ada. Untuk panggungku sendiri.

Kubawa nyalamu. Tak perlu Hidup seribu tahun. Tapi hidup sepuluh ribu tahun. Menjaga pekik merdeka. Mengawal Harga diri. Hargai atau tidak, ini aku.

Puisi, ayo bangkit. Jadilah abadi. Jadilah nyawa. Agar deru juang tetap membara. Me-reka ulang semangat. Bahwa sekarang itu bukan fashion week.

Bacalah puisi puisi. Dunia indah dalam bait kata. Kau tertawa melihatku berpuisi? Kau anggap lucu. Terserah. Jika Chairil masih hidup, kau baru tahu.

**********

Di Tulis di bawah Monumen Chairil Anwar, Kajoetangan Malang 

Oleh Eko Irawan 

Untuk Seri 100 tahun Chairil Anwar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun