Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumah Depan Mushola (Seri Hari Hari Puisiku #50)

23 Juli 2022   17:52 Diperbarui: 23 Juli 2022   17:54 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seri Hari Hari puisiku #50 dokpri

Sejak berapa waktu lalu. Kuhadir bermalam disana. Rumah depan mushola. Tempat damai untuk selesaikan sengketa.

Jauh dikaki Semeru. Senja ini berbalut dingin. Kukembali merenung bait bait. Lembar solusi agar esok lebih damai. Tanpa prasangka. Diterima apa adanya.

Hati ini sudah sakit. Sangat parah. Dibiarkan akan menyiksa jiwa. Egois jika dianggap tak ada apa apa. Karena menyimpan luka, rawan sengketa.

Kupandang mentari senja. Tenggelam diperaduan. Rumah depan mushola jadi saksi. Langkah baru harus ditepati. Agar berkah hari hari nanti. Tanpa pertikaian lagi.

Pasirian, Lumajang, 23 Juli 2022

Ditulis oleh Eko Irawan 

Untuk Seri Hari Hari Puisiku #50

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun