Kalau ngopi ke cafe saya sedikit sungkan. Maklum harus menghitung isi dompet dulu. Kecuali ditraktir, itu beda ceritanya. Saat acara undangan di hotel, tentu kopi yang saya cari duluan. Maklum saya terlalu ndesit, kena AC sedikit aja sudah banyak keluhan, dan kopi bisa membantu saya fresh lagi.
Saya tetap ngopi di warung pinggir jalan, kadang sendiri, kadang ngundang teman kalau lagi tajir dan kadang mendatangi undangan ngopi dengan teman. Â Ada warung kopi Joyo, di dekat sekolahan SD dimana dahulu saya menempuh pendidikan sekolah dasar. Disitu saya sering ngopi. Cover gambar artikel ini menggunakan foto di lapak kopi Joyo. Walau sederhana, namun simpan banyak hal yang insya Allah sangat bermanfaat untuk hidup saya pribadi. Diskusi receh, namun banyak memberi kontribusi riil dan tidaklah sia sia nongkrong seperti orang tidak berguna dipinggir jalan.
Dunia Ngopilogi yang hingga hari ini sangat bermanfaat bagi saya adalah menemani saya menulis. Saya sekarang berani memproklamasikan diri sebagai penulis dan pegiat sejarah, budaya, sastra dan pemberdayaan ekonomi kreatif. Itulah tema tema yang sering saya tulis.
Sejarah, jadi tema yang banyak saya tulis setelah saya menjadi bagian dari Reenactor Ngalam dengan musium dan Kampung Sejarahnya. Sejak 2016 saya turut serta membangun Ide Life historical Reenacment menjadi salah satu pemenang lomba kampung Tematik di Kota Malang. Tentu ini perjuangan bersama teman teman di Kelurahan Sumbersari, dan lancarnya ide ini tentu dengan ngopi bersama Sam Farid dan teman teman lainnya. Jadilah Inovasi Museum Reenactor Ngalam sebagai satu satunya musium Historical Reenactment di Indonesia. Apa tidak membanggakan?
Dengan Acara Ngopi ternyata membawa saya ke tulisan tema Budaya. Kegiatan Festival Kampung Sejarah mengangkat seni budaya dan sejarah menjadi satu paket yang menarik untuk ditampilkan. Inilah awal kedekatan saya dengan tema budaya.
Sejarah dan budaya adalah dua tema lumayan berat yang menuntut saya banyak belajar dan membaca. Berburu buku jadi tradisi baru hingga saya berpetualang hunting buku dari lapak buku Wilis hingga velodrom. Ditengah menyusun artikel sejarah budaya, agar saya tetap aktif menulis dan terus mengeksplore ketrampilan menulis, saya menulis tema sastra, baik puisi atau cerpen. Kemampuan ini bukan baru, hal ini sudah saya lakukan sejak saya jaman kelas 1 SMP. saat itu saya jadi pemenang pertama lomba mengarang tema perjuangan.
Dan selanjutnya tentang tema Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, akhirnya jadi tema menarik ketika saya menjadi bagian dari inovasi Kampung Nila Slilir. Jujur soal budidaya nila dan pemberdayaan ekonomi kreatif, merupakan hal baru yang menuntut saya banyak belajar.
Hidup memang proses belajar. Apa masih mampu? Tentu tetap ada acara ngopi. Kali ini dan memang sering kali, maka jadilah tradisi ngopi di tempat yang disebut barak, episentrum start up Redtis membangun Inovasi luar biasa.
Ngopi dan ngopi. Itulah dunia ngopilogi. Yang tak suka ngopi, tak masalah. Tapi dengan ngopi kita bisa melakukan banyak hal. Ngopi adalah jembatan emas untuk bicara dengan banyak orang yang membuka wawasan pikir dan potensi kita menjadi lebih maju, terbuka dan inovatif.
Selamat Ngopi, semoga menginspirasi.
Malang, 20 Juli 2022
Ditulis oleh Eko Irawan
Untuk Seri Sketsa Sam Oke #1