Pengembangan Ke masa yang lebih lampau untuk ditulis juga bisa dikembangkan, karena bisa memupuk rasa bangga menjadi bagian dari kejayaan bangsa. Hal hal yang bersifat politik praktis atau dijadikan afiliasi dari kepentingan politik tertentu wajib dihindari. Hal hal yang telah dengan tegas dilarang oleh Undang Undang di Indonesia atau di tingkat International wajib ditaati.
Bikin Hidup Lebih Hidup
Belajar sejarah bagi reenactor adalah hobby. Tidak ada yang maksa, semua berjalan karena kecintaan pada pelestarian dari nilai nilai sejarah itu sendiri. Foto diatas adalah monumen PETA di Blitar. Bagi orang yang tidak punya wawasan sejarah, pasti bertanya untuk apa mengunjungi monumen seperti yang kami lakukan.
Dimanapun monumen berada, seorang reenactor akan berupaya untuk mempotret, meliput kisahnya dan menggali kisah dari penduduk setempat. Monumen adalah tetenger. artinya pengingat suatu peristiwa pernah terjadi di tempat dimana monumen itu berdiri. Rendahnya wawasan sejarah membuat monumen yang seharusnya menjadi destinasi wisata berbasis sejarah akhirnya menjadi tempat yang kurang dihargai. ini terjadi karena mereka tidak punya cukup pengetahuan sejarah.
dengan semakin banyak belajar sejarah, akan membuka wawasan kita terhadap bangsa sendiri. Setiap tempat akan selalu memiliki daya tarik untuk diliput dan dikunjungi. artinya dengan belajar sejarah, bikin hidupmu akan lebih hidup. Rasakan sensasi berpetualang ke setiap tempat yang menarik disekitarmu dan disetiap pojok negeri ini.
Reenactor sebagai metode berupaya menggugah semangat kebangsaan ini dengan kegiatannya. Memang peran kami sangat kecil dan belum berarti apa apa, namun siapa yang akan peduli dan mau memperjuangkannya jika tidak diawali dengan kegiatan kegiatan kecil? Reenactor Ngalam dalam hal ini terus berupaya dan berjuang semampu mereka dengan membentang sayap sayap komunitasnya. Mulai dari Musium Reenactor Ngalam, Menulis sejarah, mengikuti drama teatrikal, membuat festival Kampoeng Sedjarah, membuat foto dan video dokumenter, menggagas Kampung tematik dilingkungan sekitar dan membuka diri untuk kelas sejarah di Musium yang mereka kelola. Ini adalah sekelumit sumbangsih.
Mana sumbangsihmu pada Negeri ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H