Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Blogger Kompasiana Reenactor, Wadah Kreatifitas Menulis

2 Januari 2019   12:21 Diperbarui: 2 Januari 2019   12:37 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam Seminar Sejarah Nasional Yang diselenggarakan Pada Tanggal 2-3 Desember 2018 di UGM Jogjakarta, di Mana Unsur Komunitas Reenactor Ngalam memperoleh Kehormatan sebagai Undangan Pemateri, sebuah pertanyaan menggelitik, "Apa Reenactor Hanya mempelajari sejarah Perang dan melakukan Reka ulang Peperangan, Khususnya masa Perang Kemerdekaan 1945-1949 di Indonesia?" Terima Kasih atas pertanyaan tersebut, Karena Reenactor pada intinya tidak hanya mempelajari sejarah tentang Peperangan. Artikel berikut mencoba mengupas kiprah Reenactor Ngalam sekaligus menjawab pertanyaan di atas.

Kami Reenactor, Ada sejak 2007 di Kota Malang

Dalam Buku Sejarah Nasional Indonesia, Kisah Sejarah  Perang Kemerdekaan di Kota Malang dan sekitarnya sangat sulit ditemukan. Apa di Kota Malang dan sekitarnya tidak ada kejadian bersejarah masa 1945-1949? Jika Bandung pada Tahun 1975 sudah dibikinkan Film Layar Lebar tentang Bandung Lautan Api, Kenapa Malang tidak ada hingga kini? Kurang pentingkah posisi Malang sehingga benar benar Malang dan tidak mendapat perhatian dari sejarawan. Eskalasi Kejadian masa tersebut tidak Kalah hebat dengan Bandung Lautan Api. Di Malang terjadi Peristiwa Malang bumi hangus dengan 1000 bangunan terbakar. Laskar rakyat dari Malang juga berangkat ke Front 10 November di Surabaya Melawan Inggris. Pada Peristiwa tersebut ribuan  arek arek Malang gugur dan rumah sakit di Malang menjadi Pusat perawatan korban perang. Para Pelajar Malang juga berkorban Jiwa dan gugur dalam peristiwa Jalan Salak saat agresi Belanda ke-I di Kota Malang. Mayor Hamid Rusdi, Pahlawan dari Kota Malang juga gugur menegakan panji panji Kemerdekaan di Malang Raya. Bahkan sidang KNIP juga digelar di Malang, sebuah sidang penting yang dihadiri para petinggi republik pada 1947.

Komunitas Reenactor Ngalam sejak 2007 berupaya merintis sebuah perjuangan agar sejarah ini tidak dilupakan oleh warga Malang sendiri. Sebagai Komunitas swadaya tentunya sangat kesulitan ketika harus sendiri tanpa dukungan siapapun. Sebagai Komunitas, di Masa awal perjuangan Komunitas, justru di Malang sendiri tidak dikenal. Beberapa event di Luar Kota dari Surabaya, Jogja hingga Jakarta, Reenactor mendapatkan apresiasi yang sangat baik.

Dari Kampung Tematik, Tawangsari Kampoeng Sedjarah

Pada Tahun 2016, Komunitas Reenactor Ngalam dipercaya mewakili Kelurahan Sumbersari Kota Malang, mengikuti Lomba Rancang Malang, Festival Kampung Tematik yang diadakan Pemerintah Kota Malang. Dalam Lomba tersebut Reenactor Ngalam dengan konsep Tawangsari Kampoeng Sedjarah memperoleh Penghargaan sebagai salah satu dari 15 Pemenang Lomba Kampung Tematik di Kota Malang. Dengan menggelar Festival Tawangsari Kampoeng sedjarah, Reenactor Ngalam memperkenalkan Konsep Life Historical Reenactment, sebuah jawaban jika reenactor tidak hanya mer-reka ulang perang, tapi juga tentang kehidupan dan banyak aspek di dalamnya.

Musium Reenactor Ngalam, Mengangkat Memorial sejarah Perjuangan di Malang

Musium Reenactor Ngalam
Musium Reenactor Ngalam
inilah wujud gedung yang di rintis Komunitas Reenactor. Dengan media ini, Reenactor mengembangkan diri dan memberikan sumbangsih pada Pendidikan sejarah untuk generasi Muda agar tumbuh jiwa nasionalisme dan cinta tanah air. Inovasi dan ide terus digerakan Komunitas ini agar ke depan upaya merekontruksi sejarah Perjuangan di Kota Malang lebih dikenal dan memberikan sumbangsih pada Pendidikan sejarah di Indonesia.

2 Januari 2019, Harapan Baru #2019ayomenulis

salah satu ide yang dirilis Komunitas Reenactor Ngalam adalah mewujudkan Unit Blogger Kompasiana Reenactor. Inilah Karya Up to date untuk memperkenalkan sejarah melalui media blogger bertarap nasional. ini adalah wadah belajar bersama, bahwa reenactor juga menulis. Ini Jawaban kalau Reenactor tidak melulu perang perangan. Dengan Menulis, Konsep metode Pembelajaran Sejarah cara Reenactor lebih dikenal dan bisa diadopsi sebagai salah satu media pembelajaran sejarah di masa mendatang.

Mudah mudahan langkah ini di ridhoi-Nya, Bissmillah...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun