Indonesia merupakan negara agraris sebagian penduduk di Indonesia negeri khatulistiwa ini kita paham dan mengerti tentang khatulistiwa ini di mana banyak yang bekerja pada bidang perkebunan dan pertanian yaitu berocok tanaman.
Dari berbagai hasil sumber daya alam yang ada di Indonesia komoditas yang sering mencuri perhatian adalah kelapa sawit pada hari ini dapat menghantarkan negara Indonesia ke pintu utama penghasilan komoditas perkebunan kelapa sawit.
Memang dalam hal ini kelapa sawit tidak bisa dipandang dengan sebelah mata karena sangat berkontribusi penuh terhadap devisa negara dan mendorong perkembangan baik aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Besarnya potensi kelapa sawit tentunya kita harus melihat terlebih dahulu budidaya yang dilakukan pada dunia perkebunan kelapa sawit dan tentunya optimalisasi perawatan yang dikerjakan pada kelapa sawit.
Dalam hal ini jika kita bicara pemeliharaan dan perawatan kelapa sawit banyak sekali pemeliharaan yang harus dikerjakan kelapa sawit agar produksi yang dihasilkan seimbang contohnya saja berapa buah yang dipanen berapa nutrisi dan harga harus kita kembalikan pada Kelapa Sawit.
Hal inilah yang membuat kita kian semangat dalam mengelola kelapa sawit jika produksi yang dihasilkan selalu over, namun dalam hal ini biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya pemupukan tidaklah sedikit puluhan sampai ratusan juta jika miliki luasan yang cukup banyak.
Untuk itu momen inilah yang harus kita pahami, di mana konteks pemupukan biaya yang dikeluarkan sangatlah besar mencapai 70-80%, apa lagi pada saat-saat harga pupuk mulai menggoyang dunia perkebunan khusus kelapa sawit.
Namun pada saat harga pupuk mulai meningkat tentunya harga ini akan menjadi mahal, contohnya saja di tempat saya harga pupuk pada tahun 2022 itu bisa mencapai Rp500.000 per karung 50 kg pupuk NPK.
Dalam hal ini tentunya kita tidak boleh berhenti atau tidak memupuk kelapa sawit kita karena akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas dari buah kelapa sawit.
Memang dampak dari perubahan produksi ini tidak bisa kita rasakan dalam waktu yang dekat ini namun beberapa tahun kemudian akan dapat kita rasakan penurunan produksi dari Kelapa Sawit ini.