Mohon tunggu...
Irawan Saputra
Irawan Saputra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyisipkan Rabalas Lawas dan Basa Samawa Solusi Kreatif Meningkatkan Semangat Belajar Siswa

8 April 2016   14:55 Diperbarui: 8 April 2016   15:15 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pembelajaran yang aktif inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) merupakan pendidikan ideal yang harus diupayakan oleh semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang berorientasi pada PAIKEM ini sesungguhnya mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa, sehingga melahirkan anak sebagai pebelajar sepanjang hayat.

Pendidikan yang baik juga mampu menyisipkan nilai-nilai kearifan lokal sebagai pondasi dasar dan karakter pendidikan yang ada di daerah agar mampu memiliki ciri khas yang dapat diterima oleh setiap masyarakat sekolah. Sehingga dalam hal ini, menciptakan pembelajaaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan memanfaatkan kearifan lokal merupaakan solusi kreatif yang harus diwujudkan di dunia pendidikan yang ada dimasing-masing daerah.

Mengimplementasikan gagasan diatas dalam konteks keberadaan kearifan lokal suku Samawa, yang orientasinya bagi dunia pendidikan di Sumbawa  sesungguhnya dapat memanfaatkan kearifan lokal yang khas dan menjadi identitas daerah, yaitu rabalas lawas dan basa Samawa.  Fathi Al-Qadri dalam blog-nya (www. Kemassamawimultiproduction.blogspot.co.id) mengartikan lawas sebagai seni sastra yang dapat juga sebagai media hiburan yang dapat ditunjukkan dan dipertotonkan. Lawas dalam hal ini merupakan syair tiga bait yang bisa berisi nasehat, doa, harapan, rayuan, candaan dan berita. Sedangkan basa Samawa diartikan sebagai bahasa Samawa atau bahasa asli orang Sumbawa. Keberadaan kedua kearifan lokal ini telah mulai mengalami pergeseran eksistensi di masayarakat. Padahal yang jikalau dilihat dari hakekatnya, kedua kearifan lokal ini merupakan media komunikasi yang sangat efektif untuk berinteraksi dengan lawan bicara agar dapat terjalin hubungan emosional yang semakin dekat dan akrab.

Dengan demikian, sesungguhnya melihat  realitas di dunia pendidikan di Sumbawa hasil dari pengamatan dan pengalaman  penulis, yang dimana semangat belajar siswa baik di tingkat sekolah dasar hingga menengah atas cukup rendah, maka sesungguhnya dalam dunia pendidikan di Sumbawa harus memberikan angin segar yang dapat memancing siswa untuk memiliki semangat belajar yang tinggi.

Semangat belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor penentu baik secara eksternal maupun internal. Tapi secara umum, faktor-faktor tersebut bisa berupa adanya rasa takut dan kekhawatiran siswa baik terhadap guru dan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Oleh karenanya, setiap guru dapat menggunakan tekhnik unik yang berbasis kearifan lokal untuk memulai kegiatan pembelajaran dengan saling berbalas lawas atau rabalas lawas dengan siswa. Tentu saja, isi lawas yang disampaikan bisa berupa nasihat belajar, isi yang berkaitan dengan materi, atau bisa juga berupa gurauan. Hal ini bertujuan agar siswa terkesan dengan guru, sehingga menjadi tertarik dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan.

Dalam proses pembelajaran juga, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan suatu hal yang sangat diwajibkan. Namun dalam hal ini, guru juga dapat memanfaatkan basa samawa untuk menjelaskan materi-materi yang dianggap sukar atau susah dipahami dalam bahasa nasional. Hal ini bertujuan untuk membangun komunikasi emosional antara guru dan siswa, sehingga materi yang disampaikan akan dapat dipahami oleh siswa. dan kemudian, sebagai pentup pembelajaran juga, guru dapat menginstruksikan antara siswa saling rabalas lawas, agar terciptanya kegiatan pembelajaran pada bagian akhir yang berkesan dan menyenangkan.

Sesunggunhnya, orientasi menyisipkan kearifan lokal asli Sumbawa ini, selain sebagai solusi guna memancing semangat siswa dalam belajar, hal ini dapat juga ajang pelestarian atas kerifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Sumbawa.

Besar harapan kedepannya, semua kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah, utamanya di kabupaten Sumbawa dan Sumbawa barat dapat menggunakan cara ini. Karena mengingat dampak yang diberikan akan sangat besar.

Daftar Pustaka

http://kemassamawimultiproduction.blogspot.co.id/2009/08/naskah-rabalas-lawas.html/ diakses 7 April 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun