Mohon tunggu...
Irawan
Irawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pelahap informasi...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Laresce Browne, Lifter Cantik Remaja, Menjadi Juara Dunia Berkat Gangguan Sendi Tulang yang Pernah Menyiksanya Bertahun-tahun

8 Desember 2013   21:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:10 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah seorang gadis cantik asal Inggris bernama Laresce Browne, masih remaja berusia 16 tahun, baru saja dinobatkan menjadi Juara Dunia di World Powerlifting Championships di Kota Praha, Republik Cekos. Dengan ukuran tubuhnya yang biasa-biasa saja, setinggi 157 cm dan berat 50kg, Laresce mengalahkan persaingan dengan peserta lain dari 35 negara untuk meraih gelar terkemuka tersebut, dan bahkan memecahkan rekor dunia dengan mengangkat beban hampir dua kali berat tubuhnya yaitu beban seberat 110 kg. Sebelumnya, Laresce telah berhasil menjuarai dan memecahkan rekor angkat besi Inggris, termasuk The Great British Championships. Laresce pun mendapat gelar UK's Strongest Schoolgirl (gadis sekolah terkuat se-Inggris). Dari manakah rahasia kekuatannya berasal? Seperti dikutip dari Daily Mail UK, pelatih Laresce, Tania George (43 tahun) menyatakan bahwa rahasia kesuksesan Laresce adalah karena Laresce memiliki kelenturan yang luar biasa pada punggungnya lebih dibanding orang biasa, yang artinya teknik Laresce untuk membentuk action-arch (lengkungan) pada tulang belakangnya membuat para kompetitornya tertinggal jauh. Teknik Laresce ini jangan sembarangan diikuti karena kebanyakan para lifter bisa terbunuh jika mencoba melakukan action-arch seperti yang dilakukan Laresce. Dan karena telah menyempurnakan teknik lentur punggungnya tersebut, tubuh Laresce menjadi lebih kuat dan aman untuk mengangkat beban yang sangat berat. Yang lebih menarik adalah bahwa semua kelenturan tubuh tersebut diperoleh Laresce karena menderita sakit parah berupa  kelainan sendi-sendi tulang yang dinamakan hypermobility syndrome, yang berarti sendinya memiliki rentang gerakan yang lebih besar dari biasanya, dan para penderita penyakit ini berada dalam kondisi sangat lentur dan mampu menggerakkan anggota badan mereka ke posisi yang mustahil bagi orang biasa. Namun penderita penyakit ini juga dapat menderita nyeri sendi, dislokasi tulang, dan cedera pada jaringan tulang lunak, walau ada juga yang tidak merasakan apapun dan tidak membutuhkan pengobatan. Hypermobility syndrome juga dapat menyebabkan kondisi tubuh selalu kelelahan, yang dapat disembuhkan dengan pelatihan dan dalam upaya meningkatkan kekuatan otot-otot. Sejak balita, Laresce merasakan semua kesakitan tersebut di atas selama bertahun-tahun, dan baru bebas dari penderitaannya dua tahun lalu ketika Laresce mulai berlatih angkat besi. Ketika dilahirkan, jari kaki dan lutut Laresce tumbuh ke dalam dan dokter mendiagnosis adanya metatarsus varus, umumnya dikenal sebagai pigeon toe atau kaki merpati. Kondisi ini berangsur-angsur pulih seiring waktu beberapa tahun kemudian. Namun karena kondisi hypermobility syndrome yang diidapnya, Laresce kecil sehari-hari menderita kesakitan pada sendi lutut, siku, dan tangannya, dan sering tidak bisa tidur karena kesakitannya. Laresce juga terpaksa harus bolos sekolah beberapa hari dalam sebulan karena kesakitannya dan juga karena kondisi kurang tidurnya. Laresce tidak diperbolehkan  terlibat dalam aktivitas olahraga di sekolah. Laresce juga harus merelakan kesukaannya menari setelah kegiatan tersebut hampir mendislokasi tulang pahanya, yang mengharuskan Laresce menghabiskan 6 bulan penyembuhan melalui Fisioterapi. Dan kemudian dua tahun lalu, semua rasa kesakitan itu hilang ketika Laresce secara tidak sengaja menemukan jalannya, yaitu menekuni latihan angkat besi. Bermula dari peristiwa ketika Laresce menyaksikan suami Tania (pelatih Laresce nantinya) yang bernama Paul George, legenda binaraga Inggris, dalam sebuah pertandingan, Laresce merasa tertarik, dan juga mulai ikut ayahnya yang juga seorang binaragawan ke gimnasium. Laresce kemudian merasa terinspirasi ketika menyaksikan sang ayah berlatih mengangkat beban.

13865146071882455878
13865146071882455878
Laresce pun kemudian mulai latihan angkat besi dengan Tania sebagai pelatihnya. Sang pelatih sangat terkesan dengan teknik Laresce dan juga dedikasinya, dan mulai merancang masa depan Laresce sebagai lifter. Laresce mulai ikut dalam beberapa pertandingan lokal dan sukses menjuarai sekaligus memecahkan rekor angkat besi. Kepala Pelatih dari  Great Britain Team pun mendekatinya dan mengundangnya untuk ikut dalam timnya, dan dimulailah karir Laresce di dunia internasional. Kesuksesan Laresce kini terjadi selain karena kondisi hypermobility-nya, suatu kondisi yang harus ia kuasai dengan kerja keras, juga karena dia telah berhasil membuka potensi dirinya yang tersembunyi, yang tidak bisa ditebak orang lain. Tidak sembarang orang bisa melakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun