Mohon tunggu...
Irawan
Irawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pelahap informasi...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mobil Transmisi Manual Sudah lewat Masanya...

3 Januari 2014   17:25 Diperbarui: 14 Mei 2016   08:24 5778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mercedes-Benz AMG tahun baru ini meluncurkan jenis hatch-back GLA 45 AMG, juga tanpa opsi transmisi manual. Head of AMG, Tobias Moers, mengatakan sebagai berikut,""Saya sedikit tradisionalis di hati dan bisa mengerti mengapa orang mengharapkan masih adanya keterlibatan transmisi manual, tapi transmisi otomatis memberi kita begitu banyak pilihan yang lebih teknis. Transmisi otomatis bisa mengatasi meningkatnya tenaga dan torsi sesuai dengan tuntutan kami,  dan secara rasional, otomatis lebih efisien daripada manual. Pedalnya juga lebih praktis ketika Anda benar-benar mendorong dan sistem ini lebih santai untuk digunakan ketika Anda tidak menekannya. Hanya ada lebih sedikit kompromi. "

1388762094758870128
1388762094758870128
Mercedes-Benz GLA 45 AMG - Foto: Mercedes-Benz.com

Sementara Kepala pengembangan GT-Car Porsche, Andreas Preuninger, mengatakan bahwa mereka mengerti betul dengan kekecewaan berat fans seri GT3 yang menjeritkan pernyataan: "sebuah GT3 tanpa transmisi manual adalah bukan GT3 lagi". Namun perkembangan teknologi memang tidak memungkinkan GT3 terbaru untuk memakai tranmisi manual lagi karena berat mesin semakin bertambah sementara kecepatan tetap yang paling utama, dan ini dikompensasi oleh ekstra kecepatan yang diberikan transmisi otomatis. 

Jadi beberapa alasan kenapa transmisi manual akan makin populer walau tidak mati sama sekali, antara lain ; Manual tidak bisa secepat atau seefisien matic, manual tidak lagi seringan dulu sehubungan dengan DSG (Direct Shift Gearbox), manual juga jauh lebih sulit diintegrasikan dengan sistem elektronik terbaru (e-diff, ESP, traction control,dll), dan terakhir semakin banyak para konsumen yang tidak menginginkan manual lagi. 

Kalau di Jakarta dan sekitarnya juga sudah jelas, lebih nyaman menembus macet dengan matic. Kalau penulis sebagai konsumen jelas sudah merasakan kenyamanan menggunakan mobil matic, sehingga jika harus memilih tentu saja akan lebih memilih matic daripada manual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun