Mohon tunggu...
Irawan
Irawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pelahap informasi...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

2014, Cobalah 52 Jenis Pekerjaan Berbeda Dalam Waktu 52 Minggu

1 Januari 2014   10:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:17 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah pekerjaan kita saat ini sudah sesuai, cocok, menyatu, sama dengan keinginan diri kita yang sejati? Apa yang harus kita lakukan dalam mengisi hidup kita? Mungkin itu salah satu pertanyaan besar, dan jarang orang bisa tahu jawabannya. Terkadang orang bertahan di pekerjaannya, karena sudah terlanjur mencari nafkah di sana, enggan keluar dari zona nyaman. Tapi tetap saja pertanyaanya sama, benarkah pekerjaan seperti ini yang diinginkan? Kadang kata hati menyatakan lain, dan terpaksa tidak didengarkan. Sudah jamak pekerjaan sekarang tidak sama dengan cita-cita sewaktu kecil. Dan jamak pula pendidikan yang telah diambil ternyata tidak sesuai dengan yang sekarang dilakukan. Gelarnya Insinyur Mesin tapi kerjanya di bank mengurus kredit, misalnya. Di sisi lain, mendeskripsikan pekerjaan yang diinginkan, juga susah-susah gampang. Terkadang kita tidak tahu pasti apa yang sebenarnya kita inginkan untuk dikerjakan dalam hidup kita, yang sekaligus bisa memberikan nafkah untuk tetap menyambung hidup. Namun ada juga yang mempunyai ide, yang rasanya agak gila, tapi masuk akal. Mengapa tidak mencoba saja setiap jenis pekerjaan yang ada di dunia? Ide tersebut direalisasikan oleh seorang warga negara Kanada bernama Sean Aiken pada 2007. Ceritanya sesudah lulus kuliah, Aiken bingung sekali, tidak yakin, akan bekerja sebagai apa, dan apa yang akan dilakukannya selama hidupnya. Kemudian Aiken melakukan sesuatu yang unik untuk menentukan pilihannya: daripada mengambil pekerjaan yang bisa didapatnya, Aiken melakukan 52 jenis pekerjaan yang berbeda-beda dalam 52 minggu (atau setahun). Ini berarti Aiken berganti pekerjaan setiap minggu, dalam waktu satu tahun lamanya. Aiken menamakan kegiatannya One Week Job Project, yang dimulainya pada bulan Februari 2007 dan selesai Maret 2008. Pada awalnya dia didanai oleh ayahnya, yang mendukung penuh kegiatan anaknya itu. Namun seiring popularitasnya, dia kemudian disponsori oleh NiceJob.ca, sebuah perusahaan pengelola situs tenaga kerja di Kanada. Semua pengeluarannya baik untuk biaya perjalanan maupun kebutuhan hidupnya ditanggung sponsornya itu, sementara semua gaji yang diperolehnya disumbangkan ke Make Poverty History, yang total berjumlah $20.401. Publikasi akan aktivitas Aiken membuatnya terkenal dan menginspirasi banyak orang. Buku dan film dokumenter yang dibuatnya laku keras. Aiken juga menjadi pembicara motivator di berbagai tempat. Project tersebut kemudian berlanjut setiap tahunnya dengan peserta yang berbeda-beda dari berbagai negara.

Foto : Facebook, akun "The One-Week Job Project"

Peserta tahun 2013, Matt Frost, membeberkan petualangannya mencoba 52 pekerjaan yang berbeda dalam tahun 2013 , sebagaimana dilansir oleh News.com.au. Pekerjaan awal Frost adalah mengelola sebuah toko di London. Merasa tidak sesuai dengan hasratnya, Frost menjadi peserta One Week Job Project dan mengalami berbagai hal, yang menurutnya menyenangkan dan mendebarkan serta tak terlupakan. Beberapa pekerjaan yang telah dilakoni Frost antara lain adalah  jurnalis film, desainer video game, tukang sampah, tentara, DJ radio, polisi, guru, pandai besi, stuntman, tukang kunci, pengantar pizza, politisi, pekerja di peternakan sapi, dan serangkaian pekerjaan lainnya. Semua gajinya disumbangkan untuk amal, dan Frost telah mengumpulkan lebih dari US$ 18.575 untuk Prince's Trust. Pada akhirnya Matt Frost memilih berkarir di industri game komputer, yang dirasakannya paling dinikmatinya. Ada yang berminat mengikuti jejak Aiken dan kawan-kawannya ini? Kalau penulis sih merasa sudah nyaman dengan apa yang dilakoni sekarang, sudah di level lumayan tinggi pula, jadi berat rasanya kalau harus berganti-ganti pekerjaan lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun