Mohon tunggu...
Irawan
Irawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pelahap informasi...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Selamat Datang 'Air Force One' Indonesia!

10 April 2014   21:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:49 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_331089" align="alignnone" width="600" caption="Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia. Sumber: Setkab.go.id"][/caption]

Setelah melalui proses lumayan panjang, dari pro dan kontra sejak masih berupa anggaran, akhirnya Pesawat Kepresidenan RI tiba di Indonesia. Hari ini, Kamis 10/4/2013, sekitar pukul 10.10 WIB, pesawat tersebut mendarat di Base Ops Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan disambut dengan upacara pecah kendi oleh para pejabat negara dan tamu undangan. Para penyambut tersebut antara lain adalah Mensesneg Sudi Silalahi, Menko Kesra Agung Laksono, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menhub EE Mangindaan, dan Kapolri Jenderal Pol Sutarman.

Ini memang momen istimewa, sesudah hampir 69 tahun merdeka, baru kali ini kita memiliki pesawat kepresidenan khusus, yang memang khusus didisain untuk digunakan Presiden Republik Indonesia dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan dan kenegaraan. Sebelum ini, Presiden Republik Indonesia dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan dan kenegaraan baik di dalam maupun di luar negeri, selalu menyewa pesawat komersial, yang tentu saja tidak seefektif dan seefisien, bila dibanding dengan memiliki sendiri pesawat kepresidenan.

Pesawat Kepresidenan RI ini buatan Boeing, tipe Boeing Business Jet-2 (BBJ-2), berharga total pembelian sekitar US$ 91,2 juta (atau kira-kira Rp. 820 miliar dengan nilai kurs waktu pembayaran), dengan perincian: untuk harga green aircraft atau pesawat kosong sebesar USD 58,6 juta, interior kabin sekitar US$ 27 juta, sistem keamanan sekitar US$ 4,5 juta, dan biaya administrasi US$ 1,1 juta. Keseluruhan biaya diambil dari APBN.

Dengan harga pengadaan sebesar itu, dihitung dan dibandingkan dengan biaya sewa pesawat untuk keperluan perjalanan kepresidenan dalam beberapa tahun ke depan, diklaim oleh pemerintah bahwa ada penghematan sebesar Rp. 114,2 miliar setiap tahunnya.

Spesifikasi teknisnya sbb;

Nama Teknis : Boeing 737-800 BBJ-2
Kapasitas bahan bakar: 39.539 liter
Jarak tempuh:  Maksimal 10.334 kilometer. Dengan kapasitas penuh, 50 orang, jarak tempuhnya terjauhnya turun jadi 8.630 kilometer.
Kecepatan Maksimal : 871 kilometer per jam.
Ukuran :
- panjang 39,5 meter
- rentang sayap 35,8 meter
- tinggi ekor 12,5 meter
- diameter 3,73 meter
Interior :
- panjang 29,97 meter
- tinggi 2,16 meter
- lebar 3,53 meter
Fasilitas : kamar tidur, toilet dengan pancuran, ruang konferensi, ruang makan, ruang tamu.
Rincian Interior
Kokpit    : Tempat duduk bagi dua awak, enam monitor penerbangan, dual GPS build-in, TCAS, GPWS, dan sistem panduan penerbangan Flight Dynamics.
Kabin depan : Kamar dengan tempat tidur besar, ruang tamu, ruang istirahat kru, kamar mandi dengan pancuran.
Kabin Belakang : 24 kursi penumpang yang bisa diselonjorkan jadi tempat tidur, ruang rapat, ruang olahraga, dan toilet.

Pesawat tersebut di atas dipilih oleh pemerintah RI karena jenis pesawat ini menguntungkan ditinjau dari operasional dan perawatan, dan memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Dari segi operasional, pemerintah menganggap para pilot di dalam negeri, termasuk pilot TNI AU, lebih siap dan mengenal pesawat jenis Boeing. Sementara dari segi perawatan, lebih banyak dan siap serta memiliki kapabilitas yang memadai dibanding untuk perawatan pesawat merek lain, selain juga pesawat Boeing telah banyak digunakan untuk penerbangan VVIP negara-negara di dunia. Selain itu, kriteria dan spesifikasi pesawat kepresidenan yang dibuat pemerintah adalah mampu terbang jauh sekitar 10-12 jam, mampu mendarat di bandara kecil, memuat kapasitas rombongan presiden yang berjumlah sekitar 70 orang. Kriteria lain memiliki peralatan navigasi, komunikasi, cabin insulation dan inflight entertainment yang khusus.

Nantinya penyimpanan, perawatan, dan operasional pesawat ini akan ditangani oleh dua instansi yang bekerjasama yaitu TNI-AU dan Garuda Indonesia, dengan koordinasi ke Sekretariat Negara sebagai pemangku kepentingan.

Presiden SBY sendiri sebagai pemrakarsa Pesawat Kepresidenan RI ini masih akan sempat merasakan penggunaannya sampai beberapa bulan ke depan, sampai presiden baru akan datang menggantikannya.

Jadi, mari kita ucapkan selamat datang "Air Force One" milik Indonesia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun