[caption id="attachment_170175" align="alignleft" width="199" caption="Koo Kien Keat/Tan Boon Heong"][/caption]
Tumbangnya unggulan teratas asal Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong atas duet Korea, Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong serta dua ganda harapan Jepang, Satoko/Miyuki (1) dan Mizuki Fujii/Reika Kakiiwa (2) membuka peluang bagi pasangan underdog lainnya untuk menciptakan kejutan di babak selanjutnya.
Peraih gelar Swiss Super Series 2010, Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong berhasil mematahkan perlawanan duo Malaysia, Koo Kien keat/Tan Boon Heong (1) hanya dalam tempo 35 menit. Di set pertama Ko/Yoo sebenarnya berada di bawah permainan tandem terbaik dunia tersebut. Tertinggal 6-9, 11-14 dan 13-16 hingga menjelang poin kritis, pasangan Korea bermain rapi mengembalikan serangan dan bola-bola sulit pasangan Malaysia. Berhasil meraih 4 angka berturut-turut membuat Ko/Yoo mampu mebalikkan keadaanmenjadi 18-17. Kejar mengejar angka berlanjut hingga poin 19-19. Bermain lebih tenang, Ko/Yoo akhirnya menutup set ini lebih dulu 21-19.
Performa Koo/Tan menurun drastis di set kedua, setelah tertinggal 1-5 dan 3-10. Smash-smash keras yang menjadi andalan dari peraih gelar Denmark Open SS 2009 dan Malaysia Open SS 2010 ini tidak mampu keluar dari tekanan dan berkali-kali gagal mengembalikan penempatan bola yang akurat dari ganda Korea. Unggul jauh 17-7, duet Korea akhirnya memastikan tiket ke delapan besar dengan kemenangan sempurna 21-13. Kemenangan ini semakin menambah panjang daftar kekalahan Koo/Tan atas Ko/Yoo setelah pada final Swiss Open SS 2010, pasangan terbaik Malaysia ini juga menderita kekalahan dan harus puas di posisi runner up.
Di sektor ganda putri, dua ganda terbaik Jepang yang diunggulkan di tempat teratas gagal melewati lawan-lawannya. Pasangan senior Satoko/Miyuki (1) akhirnya menyerah rubber set 17-21, 21-15, 19-21 setelah berjibaku selama hampir satu jam menghadapi duo India, Jwala/Ahswini. Kekalahan ini merupakan kali pertama di derita oleh Satoko/Miyuki setelah pada 3 pertemuan sebelumnya mereka selalu mampu memenangkan pertandingan dengan rubber set. Di partai sebelumnya, Mizuki/Reika (2) juga sudah kandas lebih dulu saat ditantang oleh ganda Indonesia, Greysia/Meli 21-23, 21-10, 19-21.
Mizuki/Reika sempat mendapatkan momentum di set pertama setelah tertinggal 11-16 dan 13-20. Enam angka beruntun yang dibukukan oleh tandem Jepang dari penempatan bola-bola akurat di depan net, nyaris membuyarkan harapan Greysia/Meli untuk merebut set ini. Beruntung para srikandi merah putih tersebut mampu lebih tenang dan merebut set ini 23-21. Di set kedua, pasangan Jepang berada di atas angin dan tampil menekan dengan smash-smash dan penempatan bola yang akurat. Beberapa kesalahan sendiri yang dilakukan oleh ganda Indonesia memudahkan Mizuki/Reika untuk memaksakan rubber set dengan kemenangan 21-10.
Kejar mengejar angka yang cukup intens tersaji di set ketiga dari awal set hingga kedudukan 16-16. Serangan dan permainan Greysia/Meli lebih berkembang di set ini meskipun duo Jepang lebih unggul dalam permainan di depan net. Memimpin dengan 18-16 dan 19-17, pasangan Indonesia akhirnya menamatkan set ini lebih dulu 21-19 sekaligus memastikan satu tempat bagi Indonesia di perempatfinal. Wakil lainnya, Shendy/Nitya juga berhasil mengikuti jejak Greysia/Meli setelah menuai kemenangan atas Jenny/Gabrielle (ENG) 21-15, 21-9.
Markis Kido/Hendra Setiawan akhirnya menjadi asa terakhir Indonesia di sektor ganda putra setelah dua ganda lainnya mengalami kekalahan atas lawan-lawannya. Setelah bertanding dua kali di hari yang sama karena adanya pengalihan jadwal di hari kedua kemaren, Kido/Hendra (KiNdra, red) rupanya masih terlalu tangguh bagi lawan-lawannya. Di pagi hari, KiNdra memulai laga perdana mereka dengan menekuk pasangan Taiwan, Hu Chung Hsien/Tsai Chia Hsin, 21-8, 21-15. Sedangkan pada malam harinya, KiNdra memumpuskan harapan gado-gado Indonesia-Singapura, Candra Wijaya/Ronald Susilo 21-12, 21-17.
Langkah Kido sayangnya gagal diikuti oleh sang adik Bona Septano yang berpasangan dengan Muhammad Ahsan. Sempat memberikan perlawanan di set pertama dan kejar mengejar angka, Bona/Ahsan harus menyerah di angka kritis 21-23 untuk kemudian terjegal 16-21 di set kedua. Andalan Indonesia lainnya yang di unggulkan di tempat ke-5, Alvent/Hendra (AG, red) juga tak kuasa mengimbangi ritme permainan tandem terkuat Taiwan, Fang Chieh Min/Lee Sheng Mu. Hanya dalam tempo 25 menit, VenDra takluk 14-21, 13-21.
[caption id="attachment_170179" align="alignleft" width="167" caption="Nova/Liliyana"][/caption]
Sektor ganda campuran kembali mempertemukan dua pasangan Indonesia untuk memperebutkan satu tempat di delapan besar. Nova/Liliyana (NoLyn, red) yang menjadi favorit juara di turnamen ini harus bermain rubber set untuk menyingkirkan ganda potensial merah putih lainnya, Tantowi/Greysia 18-21, 21-17, 21-15. Meskipun sempat beberapa kali melakukan ‘unforced error’, NoLyn masih unggul pengalaman dan penempatan bola yang akurat. Sempat tertinggal 5-13 di paruh awal set kedua, NoLyn mampu membalikkan keadaan dan terus menekan Towi/Greysia hingga kedudukan 17-15 sebelum akhirnya membuka peluang rubber set yang menjadi momentum kemenangan bagi keduanya. Vita Marissa yang gagal mengukir sejarah bersama Saralee di sektor ganda putri masih memiliki kesempatan untuk meraih gelar bersama Hendra AG setelah berhasil melibas duet tuan rumah, Hendri Kurniawan/Yu Yan Vaanessa 21-16, 21-17 (FEY).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H