Tiga pemain tunggal merah putih berhasil membuat kejutan dengan mendepak para pemain unggulan untuk melaju ke babak delapan besar. Simon Santoso, Alamsyah Yunus dan Lindaweni di luar dugaan mampu menyajikan permainan terbaik mereka untuk merebut tiket delapan besar. Meskipun sebuah tanda tanya akhirnya terlontar, mampukah konsistensi tetap berkibar? Hasil manis ini sayangnya gagal diikuti oleh sektor ganda yang tersisa ketika dipaksa kembali mengakui dominasi para pemain China.
[caption id="attachment_86070" align="alignleft" width="300" caption="Simon Santoso"][/caption] Tiga bulan didera cedera tidak hanya memaksa Simon Santoso absen dari semua pertandingan yang wajib diikutinya namun juga melorotkan peringkatnya hingga terdepak dari 25 besar dunia. Kerinduan akan kembali beraksi di tengah lapangan akhirnya terbayar di turnamen ini ketika Simon berhasil melibas dua tunggal China di babak pertama dan kedua. Setelah sukses menekuk Du Pengyu, Simon kembali membuat sejarah dengan mengalahkan musuh bebuyutannya, Chen Jin (4) dalam laga rubber set lebih dari 70 menit.
Simon tidak pernah mencatat kemenangan atas Chen Jin, langsung mendominasi set pertama dengan bola-bola tak terduga yang cukup sulit dijangkau. Meskipun sempat terkejar di angka 10 setelah unggul 10-6, Simon mampu terus menjaga ritmen permainannya dan menutup set pertama 21-12. Konsistensi Simon terus terjaga hingga paruh awal set kedua dengan jauh memimpin perolehan poin 10-4. Meskipun agresif dalam menyerang, beberapa kesalahan sendiri dari Simon dan permainannya yang kurang rapi mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Chen Jin untuk berbalik unggul 15-13, 17-14 dan 18-15. Tak mau menyia-nyiakan momentum emasnya, Chen Jin sukses memaksakan rubber set, 21-18.
Keadaan justru berbalik di set ketiga. Chen Jin seperti kehilangan konsentrasi dengan bermain serba salah dan banyak melakukan kesalahan sendiri. Kesempatan ini digunakan dengan baik oleh Simon untuk terus menekan dan meraih poin demi poin. Unggul jauh 16-6, Simon akhirnya memastikan tiket perempatfinal, 21-10. “Saya optimitis ke depannya nanti akan memiliki karir bulutangkis yang lebih baik. Terlebih setelah cedera bahu yang saya alami beberapa bulan terakhir memaksa saya harus bermain maksimal” ungkap Simon usai pertandingan.
“Taufik masih tetap yang terbaik namun dia akan fokus terhadap karir internasionalnya sedangkan Sony masih terus berjibaku dengan cederanya sehingga beban untuk membawa nama Indonesia akan ada di pundak saya. Dan saya rasa saya siap menghadapi tantangan selanjutnya” papar Simon optimis.
Di babak selanjutnya, Simon akan bertemu kompatriotnya, Alamsyah Yunus yang juga sukses meraih kemenangan gemilang atas tunggal terbaik Thailand, Boonsak Ponsana (6). Permainan agresif Alam ternyata mampu mematahkan rasa kepercayaan diri seorang Boonsak. Unggul jauh 19-14 di set pertama, Boonsak nyaris terjungkal ketika Alam mampu menyamakan kedudukan 20-20. Beruntung Boonsak masih mampu bermain tenang dan menutup set ini lebih dulu 22-20. Meskipun sempat terdominasi di set kedua dan kalah telak 10-21, Boonsak mampu bangkit dan mengimbangi permainan Alam di set ke-3. Namun permainan Alam yang lebih ‘bersih’ dan sabar mempuskan harapan finalis Singapore Open SS 2010 ini, 21-18.
[caption id="attachment_86071" align="alignleft" width="300" caption="Lindaweni Fanetri (antarafoto.com)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H