Mohon tunggu...
Anggi Irawan
Anggi Irawan Mohon Tunggu... peneliti -

Saya penikmat fotografi-travelling-dan dunia etnografi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kamu kalau Motret Jangan Kampungan

15 Januari 2014   13:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:49 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13897689081853427551

[caption id="attachment_306131" align="aligncenter" width="358" caption="sumber http://www.mailpixblog.com/quick-tips/beyond-your-kits-lens/"][/caption] "Kamu Kalau Motret Jangan Kampungan," ucapan seorang Kartono Riyadi atau disingkat KR seorang Wartawan foto Kompas yang telah mengabdi di dunia jurnalisme lebih dari 30 tahun. Menyimak buku fotobiografi karangan Atok Sugiarto, terlihat keseriusan seorang wartawan foto menjalani karirnya. Bemula karir dari wartawan foto yang kala tahun 70-an dianggap hanya sebagai pelengkap berita, dan mulai dekade 90-an posisi wartawan foto setara dengan wartawan tulis. Foto-foto KR hebat bukan karena hal itu saja, tapi juga karena kesabarannya untuk menunggu, menanti, dan berharap. Pendeknya foto-foto hebat karena ia tabah dan tekun untuk berada dalam suatu proses berita yang bakal melahirkan kejutan, kata Sindhunata wartawan tulis Kompas yang sering bekerja bersama KR dipetik dari buku fotobiografi Kartono Riyadi.

Hal yang penting dalam mengambil sebuah foto yang bernilai selain teknik fotografi, tentu saja momentum serta keberanian mengambil angle yang tidak biasa. Terkadang seperti yang diungkapkan Sindhunata dengan kalimat "melahirkan sebuah kejutan". KR telah melahirkan berbagai karya fenomenal, salah satunya yang berhasil memenangi World Press Photo Holland.

Tidak berhenti disini banyak sekali fotografer handal yang dimiliki Indonesia pada masa dahulu. Bahkan, jauh sebelum KR ada pasangan Mendur- Frans Mendur dan Alex Mendur yang memotret detik-detik proklamasi. Dan jauh sebelumnya ada Kassian Chepas yang memulai karir fotografi saat masa penjajahan Belanda dan sempat menjadi wartawan Kraton. Salah satu karya monumental saat mengabadikan relief Candi Borobudur saat dilakukan penggalian, dia menghasilkan 300 foto untuk Archaeologiche Vereeniging. Berikut tadi sekelumit tokoh-tokoh fotografi yang pernah ada di Indonesia.

Memencet tombol shutter sesuka hati pada Era Digital

Era digital datang begitu banyak alat untuk mengambikl foto dan sangat mudah untuk dilakukan. Bahkan  muncul anekdot "every monkey with an SLR Camera think he is photographer" karena mudahnya mengambil sebuah gambar hanya sekali pencet.

Sangat berbeda saat dahulu saya mencoba belajar teknik kamera Single Lens Reflex dengan Nikon FM atau Canon 650 yang keduanya masih memakai film negatif. Terjadi proses belajar dak keasikan sendiri saat memotret memakai film, kita harus memperhitungkan dengan cermat kapan harus memotret, settingannya bagaimana. Bahkan, saat pertama kali motret dengan SLR manual hanya 1/3  dari 36 frame dalam satu roll film yang berhasil menghasilkan gambar, itu belum dengan pemilihan ASA pada filmyang sangat berpengaruh bila dengan pencahayaan. Kini pada era digital ASA yang di era digital bernama ISO,  di era digital ISO bisa kita rubah dengan sesuka hati sesuai kebutuhan. Pada era film saat belajar memotret saya pasti mencatat berepa ASA film yang saya pakai, diagrama berapa, speed berapa dan hasil foto seperti apa. Dan yang menarik saat film di cuci lalu di cetak, kejutan itulah yang muncul foto hasil jepretan saya jadi macam apa.Selain itu,  proses di kamar gelap sebuah pengalaman tersendiri.

Masa memang harus berkembang dan kini dengan teknologi digital hitungan detik saja kita sudah bisa melihat hasil foto yang kita jepret di jendela view finder.

hal yang kurang mengenakkan pada era digital dengan fotografi semakin murah, munculah arogansi para pendatang baru di dunia foto, jeprat-jepret tanpa etika. Terdapat UU untuk hak cipta foto berbunyi bahwa siapapun yang dipotret dalam foto harus ada ijin, bila tidak siapapun yang berada di dalam foto tersebut bisa memperkarakan karena memotret tanpa ijin.

Dan kita kembali lagi pada kata-kata KR " Kalau Motret Jangan Kampungan!!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun