Oleh: Ismail Rasulong
Tagline "Gowa Berua" merupakan sebuah ungkapan yang digunakan oleh Calon Bupati Gowa, Darmawangsyah Muin, untuk menggambarkan visi dan arah pembangunan yang diusungnya untuk daerah Gowa. Tagline ini mencerminkan komitmen untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat Gowa serta meraih kemajuan yang berkelanjutan. Â Akronim "Berua" dalam tagline tersebut dapat penulis maknai sebagai berikut:
- Beradat: Menunjukkan komitmen untuk mempertahankan dan menghormati tradisi serta adat istiadat lokal yang kaya akan nilai dan sejarah.
- Elegan: Menggambarkan cita rasa estetika dan kesopanan dalam setiap kebijakan dan tindakan yang diambil untuk membangun citra yang baik bagi Gowa.
- Religius: Menekankan pentingnya nilai-nilai keagamaan, moral, dan etika dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat dan berpemerintahan.
- Unggul: Mengandung makna dorongan untuk selalu meningkatkan kualitas, daya saing, dan potensi daerah serta masyarakat Gowa.
- Aspiratif: Merujuk pada semangat dan harapan untuk mencapai tujuan yang lebih baik, serta mendengar serta mewujudkan aspirasi masyarakat dalam setiap kebijakan dan program pembangunan.
Pada momentum tahun baru Islam, kita dapat mengambil inspirasi dari konsep hijrah untuk melangkah menuju perubahan yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pembangunan Kabupaten Gowa. Seperti halnya hijrah yang melambangkan perubahan menuju kebaikan dan ketakwaan, Kabupaten Gowa juga bisa melakukan "hijrah" dalam arti memperkuat nilai-nilai lokal, meningkatkan kualitas pelayanan publik, memanfaatkan potensi sumber daya manusia, serta melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan. Dengan semangat hijrah yang penuh kearifan dan keteguhan, Kabupaten Gowa dapat meraih kemajuan yang lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat, sejalan dengan visi "Gowa Berua" yang diemban.
Sependek pengetahuan yang saya miliki, mari kita dalami satu per satu terkait akronim "Berua" tersebut. Tentu saja hal ini sebatas tafsir pribadi.
1. Beradat (B)
- Pentingnya menjaga dan memperkuat nilai-nilai adat dan budaya lokal sebagai identitas Gowa. Â Menjaga dan memperkuat nilai-nilai adat dan budaya lokal sangat penting dalam mempertahankan identitas dan jati diri masyarakat Gowa. Adat dan budaya merupakan warisan berharga yang turun-temurun, mencerminkan kearifan lokal, kekayaan sejarah, dan solidaritas antargenerasi. Dengan memperkuat nilai-nilai adat, masyarakat Gowa dapat membangun rasa kebersamaan, toleransi, dan keharmonisan yang diperlukan untuk kemajuan bersama.
- Sejarah panjang dan gemilang Kerajaan Gowa sebagai salah satu kerajaan besar yang disegani oleh Belanda masa lalu memiliki dampak yang signifikan terhadap identitas dan kultur masyarakat Gowa saat ini. Nilai-nilai sejarah yang terkandung dalam kejayaan Kerajaan Gowa, serta kultur yang melekat pada masyarakatnya, merupakan modal berharga yang dapat memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan Kabupaten Gowa di masa kini.
- Implementasi nilai-nilai adat dalam kebijakan dan program pembangunan. Implementasi nilai-nilai adat dalam kebijakan dan program pembangunan merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan sesuai dengan karakter dan kebutuhan masyarakat Gowa. Dengan memasukkan nilai-nilai adat dalam perumusan kebijakan, proses pembangunan menjadi lebih berkelanjutan, terintegrasi, dan berdaya dukung bagi keberlangsungan budaya lokal. Selain itu, nilai-nilai adat juga dapat menjadi landasan yang memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, menjaga keseimbangan ekologi, serta memperkokoh kerukunan sosial di Gowa. Dengan demikian, implementasi nilai-nilai adat dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif di Gowa.
- Mewarisi nilai-nilai tersebut, masyarakat Gowa saat ini dapat terus mempertahankan kearifan lokal, semangat gotong-royong, dan rasa saling menghormati sebagai bagian dari identitas budaya mereka. Dengan memanfaatkan warisan sejarah dan kultur yang dimiliki, Kabupaten Gowa dapat terus berinovasi dan membangun masa depan yang lebih baik, menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan perkembangan modern dalam upaya mencapai kemajuan yang berkelanjutan dan inklusif.
2. Elegan (E)
- Pengertian elegan dalam konteks kepemimpinan dan pelayanan publik, elegan mengacu pada gaya kepemimpinan dan penyelenggaraan pelayanan yang bersifat sopan, berkelas, serta mengutamakan etika dan kesopanan. Seorang pemimpin yang elegan menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, mengayomi serta menghargai seluruh elemen masyarakat, dan mampu menyelesaikan konflik dengan bijaksana. Selain itu, pelayanan publik yang elegan menitikberatkan pada kualitas, efisiensi, serta kesopanan dalam melayani kebutuhan masyarakat.
- Upaya untuk meningkatkan citra dan kualitas pelayanan publik di Gowa. Untuk meningkatkan citra dan kualitas pelayanan publik di Gowa, terdapat sejumlah potensi yang dapat dikembangkan. Salah satunya adalah memanfaatkan keberagaman budaya dan potensi pariwisata yang dimiliki oleh Kabupaten Gowa. Dengan mempromosikan warisan budaya dan destinasi wisata yang unik, pemerintah dapat meningkatkan daya tarik daerah serta menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.
- Selain itu, penguatan infrastruktur dan transportasi juga menjadi kunci dalam meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan publik. Investasi dalam pembangunan jalan, sarana kesehatan, pendidikan, dan ekonomi dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Gowa.
- Tidak kalah penting adalah peningkatan inovasi dalam pelayanan publik, seperti implementasi teknologi informasi untuk mempermudah akses masyarakat terhadap layanan pemerintah. Dengan memanfaatkan potensi yang ada dan meningkatkan kualitas pelayanan publik secara holistik, Kabupaten Gowa dapat mencapai citra yang elegan, berkualitas, dan berdaya saing baik di tingkat lokal maupun nasional bahkan internasional.
3. Religius (R)
- Peran dan relevansi nilai-nilai keagamaan dalam pembangunan masyarakat dan pemerintahan. Nilai-nilai keagamaan memainkan peran vital dalam pembangunan masyarakat dan pemerintahan. Etika, moralitas, dan semangat kebersamaan yang diperjuangkan dalam ajaran agama dapat menjadi landasan yang kuat bagi kesatuan sosial, keadilan, dan keharmonisan antarwarga. Dalam konteks pemerintahan, nilai-nilai keagamaan dapat membentuk integritas, transparansi, dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berkeadilan.
- Keterlibatan aktif lembaga keagamaan dalam upaya sosial dan kemanusiaan. Keterlibatan aktif lembaga keagamaan dalam upaya sosial dan kemanusiaan memiliki dampak yang positif dalam menanggulangi berbagai masalah sosial dan kemanusiaan. Lembaga keagamaan sering menjadi agen perubahan yang efektif dalam memberikan bantuan, mendidik, dan memberdayakan masyarakat yang membutuhkan. Mereka juga sering menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan, serta bantuan sosial kepada yang membutuhkan.
- Syekh Yusuf Al Makassari, tokoh kerajaan Gowa yang menjadi pahlawan nasional di Indonesia dan Afrika Selatan, adalah contoh nyata bagaimana nilai-nilai keagamaan dapat memengaruhi perjuangan dan pengabdian seseorang dalam membangun masyarakat. Syekh Yusuf dikenal sebagai ulama dan pejuang yang gigih memperjuangkan keadilan, perdamaian, serta kedamaian antarumat beragama. Semangat keagamaan dan kepemimpinan moral yang dimiliki oleh Syekh Yusuf memainkan peran penting dalam mempersatukan masyarakat dan memerangi ketidakadilan. Warisan nilai-nilai keagamaan yang ditinggalkan oleh Syekh Yusuf menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berperan aktif dalam pembangunan masyarakat dan pemerintahan yang lebih baik.
- Syekh Yusuf Al Makassari dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap penjajahan dan penindasan, serta merupakan sosok yang menginspirasi banyak orang dengan semangat keagamaan, ketegasan moral, dan dedikasinya terhadap keadilan. Warisan intelektual dan spiritual yang ditinggalkan oleh Syekh Yusuf Al Makassari tetap relevan hingga saat ini sebagai contoh kepemimpinan yang bersih, berintegritas, dan berlandaskan nilai-nilai agama.
4. Unggul (U)
- Strategi untuk meningkatkan daya saing dan kualitas sumber daya manusia di Gowa. Untuk meningkatkan daya saing dan kualitas sumber daya manusia di Gowa, diperlukan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan. Salah satu strategi yang efektif adalah dengan meningkatkan akses dan mutu pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini meliputi peningkatan fasilitas pendidikan, pelatihan guru, kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, serta pemberian beasiswa dan bantuan pendidikan kepada masyarakat kurang mampu.
- Selain itu, penting untuk mengembangkan program pelatihan dan pengembangan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja lokal maupun nasional. Pelatihan-pelatihan ini dapat berfokus pada peningkatan keterampilan teknis, manajerial, dan professional yang dibutuhkan dalam berbagai sektor industri, perdagangan, dan jasa di Gowa. Dengan demikian, sumber daya manusia di Gowa akan mampu bersaing secara global dan memberikan kontribusi yang maksimal dalam pembangunan daerah.
- Investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan pengembangan potensi lokal merupakan langkah strategis untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Investasi ini dapat dilakukan melalui pembangunan infrastruktur pendidikan, penyediaan fasilitas penunjang, peningkatan kualitas tenaga pendidik, serta pengembangan kurikulum yang relevan dengan perkembangan zaman.
- Selain itu, investasi dalam program pelatihan dan pengembangan potensi lokal, seperti pelatihan kewirausahaan, pelatihan industri kreatif, dan peningkatan produktivitas sektor pertanian lokal, dapat membantu masyarakat Gowa untuk mengoptimalkan potensi ekonomi dan menjaga keberlanjutan penghidupan mereka. Dengan memanfaatkan potensi lokal secara optimal melalui investasi yang tepat, Gowa dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
5. Aspiratif (A)
- Menggali aspirasi dan harapan masyarakat Gowa untuk perubahan dan kemajuan. Langkah awal yang penting dalam mewujudkan perubahan dan kemajuan di Gowa adalah dengan menggali aspirasi dan harapan langsung dari masyarakat itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan melalui berbagai mekanisme partisipatif seperti focus group discussions, survei, dialog terbuka, forum masyarakat, dan lain sebagainya. Dengan cara ini, pemerintah dapat memahami secara mendalam apa yang diinginkan dan diharapkan oleh masyarakat Gowa dalam menghadapi berbagai tantangan dan peluang pembangunan.Â
- Memahami aspirasi dan harapan masyarakat secara langsung akan membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang responsif, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat. Selain itu, dengan memerhatikan aspirasi masyarakat, pemerintah dapat membangun visi bersama yang kuat untuk mencapai perubahan yang diinginkan secara bersama-sama.
- Keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dan pengambilan keputusan merupakan kunci utama keberhasilan sebuah pembangunan yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi semua pihak. Dengan melibatkan masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi, pemerintah dapat memastikan bahwa kebijakan yang dihasilkan benar-benar representatif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
- Proses partisipatif ini juga menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab yang kuat di kalangan masyarakat terhadap pembangunan daerahnya. Dengan demikian, masyarakat akan lebih proaktif dalam mendukung program pembangunan, menjadi mitra kerja pemerintah, serta menjaga dan memelihara hasil pembangunan untuk keberlanjutan jangka panjang.
Momentum tahun baru Islam juga memberikan kesempatan bagi kita untuk merenungkan dan mengevaluasi langkah-langkah yang telah diambil serta merencanakan langkah-langkah kedepan yang lebih baik. Seperti halnya hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah yang membawa perubahan besar bagi umat Islam, kita dapat mengambil pelajaran agar selalu terbuka terhadap perubahan, memperbaiki kekurangan, serta mengembangkan potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang lebih mulia. Dengan semangat hijrah yang penuh semangat dan keyakinan, Kabupaten Gowa dapat menjadikan momentum tahun baru Islam sebagai titik tolak untuk bertransformasi secara positif, mengatasi tantangan, dan meraih pencapaian yang lebih gemilang.
Keberhasilan perjalanan hijrah Rasulullah SAW juga menunjukkan pentingnya kesatuan, kerjasama, serta kebersamaan dalam meraih tujuan yang lebih besar. Demikian pula, Kabupaten Gowa perlu memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat, lembaga keagamaan, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya dalam upaya mencapai kemajuan dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh warganya. Dengan membangun konsensus, kebersamaan, dan komitmen yang kuat, kita dapat bersama-sama menjadikan Kabupaten Gowa sebagai teladan dalam penerapan nilai-nilai keagamaan, kearifan lokal, serta partisipasi aktif masyarakat untuk menciptakan perubahan yang nyata dan berkelanjutan.