Mohon tunggu...
Ira Pranoto
Ira Pranoto Mohon Tunggu... Guru - Ibu Rumah Tangga

Menebar kebaikan lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Muhasabah

9 Juni 2022   23:25 Diperbarui: 9 Juni 2022   23:42 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak seorang pun tahu seberapa lama dia hidup di dunia. Walaupun sudah tertulis kapan matinya seseorang, itu tetap jadi rahasia.

Bahkan, Izrail pun tak mengetahui kapan dia mencabut nyawa seseorang sebelum 'dia' mendapat perintah dari Sang Pemberi Hidup.

Tak seorang pun ada yang tahu, dengan cara bagaimana dan dengan sebab apa dia kembali pada Sang Pencipta.

Ada seseorang yang berulang kali sakit, atau berbilang tahun tak berdaya, tapi masih diberi kesempatan hidup. Di sisi lain, ada seseorang yang tak pernah sakit (dalam artian sakit parah yang menyebabkan dia opname), tapi tetiba meninggal dunia. Meninggal begitu saja, seolah tanpa sebab.

Maut memang benar-benar rahasia. Tak ada yang tahu kapan menjemput, tapi dia merupakan suatu keniscayaan. Setiap yang hidup pasti mengalami kematian.

 "Kullu nafsin dza-iqotul maut"

Manusia hanya bisa berusaha. Mengumpulkan bekal untuk menghadapi perjalanan panjang nan jauh. Mempersiapkan diri dalam penantian panjang nan lama. Pada masa, yang saat itu tak ada seorang pun yang bisa dimintai pertolongan. Pada masa, yang saat itu tiap jiwa memikirkan nasibnya sendiri-sendiri.

Dunia, tempat manusia berupaya agar menjadi hamba yang taat pada-Nya. Menjadi hamba yang selalu ingat pada-Nya. Menjadi hamba yang menjauhi maksiat pada-Nya

Dunia, tempat manusia memperbaiki diri, merehab diri, mencharger diri. Membersihkan hati dari segala penyakit yang menyebabkan amalan tertolak atau amalan terhapus.

Semua itu harus diupayakan, bahkan dipaksakan. Karena, godaan berkeliling di mana-mana. Karena, nafsu sering tak dapat dikendalikan. Usaha tak lengkap tanpa doa, karena Allah merupakan Sang Pemilik Kekuatan.

"Ya muqolibal qulub tsabit qolbi 'ala diinika."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun