Mohon tunggu...
iramaya rumbekwan
iramaya rumbekwan Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Waktu Tuhan Pasti Yang Terbaik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Adat Vs Child Free

31 Agustus 2021   22:00 Diperbarui: 31 Agustus 2021   22:15 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi hampir sebagian orang berpikir anak adalah anugerah dari tuhan yang maha kuasa yang harus dijaga, dididik sebagai bekal sumber daya, anak merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya. Di sisi lain ada pepatah lama mengatakan "Banyak Anak, Banyak Rejeki". Ada juga pepatah Jawa " Anak Nggowo Rejeki Dhewe-dhewe (anak membawa rejeki sendiri-sendiri). Dari sisi investasi menjelaskan bahwa pada kenyataannya Sadar atau tanpa sadar, dengan banyak anak, bilang saja 6 orang, cenderung ada 1 dari mereka yg berhasil mencapai kesuksesan. Dan karena sukses, maka anak itu akan mampu mengsejahterakan orang tuanya sekaligus memberi peluang yg lebih besar kepada saudara-saundara lainnya utk ikut sukses.  

JIka dilihat dari sisi adat suku mana pun di Indonesia menjelaskan secara garis besar anak adalah penerus keturunan yang tidak bisa di tawar-tawar dari perkawinan adat yang sah untuk menjaga warisan pusaka leluhur.  Resiko yang ditimbulkan apabila sebuah keluarga tidak memiliki anak  atau CHILD FREE akan menimbulkan banyak polemik dan stigma di masyarakat kita karena begitu kuatnya adat dan budaya yang masih melekat. Sudah pasti ketika tidak memiliki anak akan jadi bahan gosip di masyarakat bahkan suami harus menikah lagi, istri meninggalkan suami karena suami impoten, keluarga turut andil untuk menghancurkan perkawinan itu dan berbagai alasan lainnya untuk keinginan memperoleh keturunan.

Berbeda jika CHILD FREE ini di berlakukan di negara-negara Eropa yang sudah maju dan adat serta budayanya tidak bisa dipertahankan dengan alasan menekan jumlah penduduk untuk kesejahteraan warga mereka dan itu memang berhasil karena memiliki anak disana harus jelas pekerjaan orang tua dan harus ada jaminan sosial sampai anak mandiri atau sudah memiliki pekerjaan kalau tidak anak akan diberikan kepada negara saat ia lahir dan orang tua wajib mengisi formulir untuk megapdopsian anak.

untuk itu bisa diprediksi jika CHILD FREE tidak bisa diterapkan di indonesia untuk saat ini dengan alasan apapun bisa saja 100 tahun mendatang CHILD FREE akan menjadi Trending Topik karena kemajuan teknologi yang bisa kita lihat semakin meningkat dari waktu ke waktu lambat laun akan merubah pola pikir dan akan merubah segalanya dan menciptakan budaya modern sebagai adat milenium untuk suatu alasan demi kesejahteraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun