Kemarin saya mendapat kesempatan untuk menjadi salah satu Pemandu untuk rombongan supporter sepak bola Vietnam yang akan menonton pertandingan semifinal di ajang Asian Games.
Ketika tiba di Bandara Soekarno Hatta, untuk menjemput tamu tamu, saya takjub melihat pemandangan bandara yang seperti diserbu ribuan orang asing (Pria Wanita, Tua Muda, Anak Anak hingga Bayi) yang tampil dengan kaos warna serba merah dengan bintang kuning, ciri khas Vietnam.
Banyak di antara mereka tampil "all out" dengan kostum tradisional dan membawa peralatan seeperti drum, terompet, dan beragam atribut dan pernak pernik khas supporter. Secara khusus mereka jauh jauh datang ke Indonesia hanya untuk mendukung tim nasional kesayangan mereka berlaga melawan Korea Selatan.
Ternyata perkiraan saya sama sekali salah, Dalam perjalanan menuju venue pertandingan sepakbola di Stadion Pakansari, Cibinong Bogor, saya mendapatkan banyaak cerita dari Mr. Nguyen Ba Dung, Tour Leader rombongan Vietman di bus saya.
Ternyata ribuan supporter Vietnam ini datang dengan biaya masing masing dengan membeli paket Tur seharga 600 USD/ orang , hanya untuk perjalanan 1 hari PP ke Indonesia utk menyaksikan langsung tim kesayangan mereka berlaga di babak semifinal. Sepakbola adalah olahraga no.1 di Vietnam, dan kecintaan orang Vietnam terhadap tim nasionalnya begitu luar biasa.
Setiap kali tim nasional Vietnam berlaga di ajang internasional, berbondong bondong orang Vietnam mau bela belain datang untuk memberi dukungan walau itu harus mengeluarkan waktu, tenaga, dan biaya pribadi yang cukup besar.
Contohnya ketika tim sepakbola Vietnam masuk babak final di ajang Piala Asia yang berlangsung di Cina awal tahun ini, ribuan orang juga terbang kesana untuk member dukungan. Begitupun ketika Vietnam masuk babak perdelapan final Asian Games minggu lalu, ada ratusan orang Vietnam datang demi menjadi supporter untuk tim nasionalnya.
Menurut cerita Mr. Ba Dung, begitu Vietnam dipastikan lolos babak ke Semi Final, jaringan Travel Agent di seluruh Vietnam secara kompak menjual paket Tur utk menyaksikan pertandingan ini langsung. seperti juga yang dilakukan oleh perusaahn Travel Agent yang dimiliki Mr Ba Dung.
Hanya dalam 1 hari setelah diumumkan di seluruh Vietnam, paket Tur untuk menyaksikan pertandingan semi final di Indonesia ludes terjual. Dengan kuotaa peserta ribuan orang, maka mereka bisa men-charter 5 pesawat dari Vietnam Airlines khusus untuk mendatangkan ribuan supporter Vietnam. Luar Biasa!
Selama perjalanan dari bandara ke stadion , saya begitu tertular antusiasme mereka. Tim Vietnam memang satu saatunya negara yang mewakili Asean/ Asian Tenggara yang mampu lolos di babak semifinal sepakbola.
Begitupun ketika para supporter ini berada di dalam arena stadion, saya melihat betapa kebanggaaan terpancar dari para supporter ini menyaksikan langsung tim nasional kesayangan mereka berlaga. Bahkan ketika tim Vietnam sudah tertinggal 3- 0 dari Korsel, suara suara dukungan dari para supporter Vietnam makin gemuruh bergema.
Ada satu lagi momen yang juga membuat saya begitu takjub. Begitu pluit tanda pertandingan berakhir dibunyikan, saya melihat para supporter Vietnam kompak mengeluarkan plastik tempat sampah berukuran besar dengan tulisan berbahasa Vietnam di plastiknya , lalu memunguti sampah sampah di sekeliling mereka.
Rupanya sebelum datang ke Indonesia pun, mereka sudah menyiapkan hal hal sekecil menyiapkan plastic bag untuk menampung sampah sampah mereka. "Pantang meninggalkan jejak sampah di negara orang", kira-kira seperti itulah kesan yang saya lihat di depan mata.
Padahal Vietnam ini adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang masih menerapkan sistem komunis, tapi tindakan mereka sungguh beradab dan berakhlak baik, dibandingkan sebagian dari kita yang mungkin sangat ingin terlihat agamis tapi masih menjadikan "kebersihan sebagian dari iman" sekedar jargon.
"Kami datang kesini hanya unuk mendukung tim nasional kami, bukan untuk jalan-jalan atau berlibur. Dukungan kepada tim nasional seperti bentuk bela negara bagi orang Vietnam.
Walaupun tim kami kalah, tapi para pemain sepak bola Vietnam tetap pahlawan bagi kami. Mereka sudah berjuang yang terbaik untuk Vietnam. Nanti pun setelah tim Vietnam kembali pulang, kami akan menyambut mereka dengan meriah bak pahlawan. " , cerita Mr. Ba Dung.
Mr. Ba Dung mencontohkan , seperti dalam Piala Asia yang berlangsung awal Januari tahun ini, tim Vietnam yang juga kalah melawan Korsel, saat kembali pulang ke negaranya disambut bak pahlawan.
Ratusan ribu orang berbondong bondong memenuhi jalan mulai Bandara hingga pusat kota hanya untuk menyambut iring iringan mobil yang membawa kembali tim nasional mereka. Hanya membayangkan ini saja, rasa kagum saya begitu membuncah.
Sepanjang hari ini, saya belajar sangat banyak hal tentang kecintaan dan "unconditional love" dari orang orang Vietnam terhadap negaranya. Mereka tak hitung hitungan dalam mengorbankan tenaga, waktu bahkan kocek pribadi yang tak sedikit sebagai bentuk dukungan terhadap negaranya.
Saya lalu berkaca dg kondisi di Indonesia yang sedang menjadi tuan rumah pesta olahraga terbersar di Asia, ajang bergengsi yang belum tentu berulang kembali dalam belasan tahun ke depan.
Namun begitupun, masih ada banyak orang Indonesia yang apatis dan skeptis dengan pelaksaanaan ajang Asian Games ini, dan terus meributkan hal hal yang sepele, alih alih memberikan dukungan sepenuhnya. Kegembiraan yang seharusnya digelorakan oleh seluruh elemen bangsa, tapi masih saja ada sebagian orang yang lebih senang menanggapinya dengan sinisme. Di sisi lain, mungkin masih banyak di antara kita yang enggan meluangkan waktu, tenaga, bahkan kocek pribadi untuk sekedar datang ke venue langsung demi berikan dukungan kepada para atlit Indonesia. Padahal kapan lagi Indonesia bisa menjadi tuan rumah ajang bergengsi seperti ini dan kita bisa menyaksikan langsung aksi para pahlawan olahraga berjuang demi mengharumkan nama Indonesia.
Sepanjang hari ini, saya belajar sangat banyak hal tentang kecintaan dan "unconditional love" dari orang orang Vietnam terhadap negaranya. Mereka tak "itung-itungan" dalam mengorbankan tenaga, waktu bahkan kocek pribadi yang tak sedikit sebagai bentuk cinta terhadap tanah airnya.
Sungguh bentuk sportifitas dan patriotisme dan yang inspiratif yang saya pelajari dari orang orang Vietnam hari ini.
Cam On Ban, Vietnam !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H