Mohon tunggu...
Ira Lathief
Ira Lathief Mohon Tunggu... Penulis - A Friend for Everybody, A Story Teller by Heart

Blogger、Author of 17 books、Creativepreneur, Founder @wisatakreatifjakarta @festivalkebhinekaan Personal Blog :www.iralennon.blogspot.com. IG @creative_traveler

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

PantjaSila Cita Cita dan Realita, Film Dokumenter yang Wajib Tonton

18 Desember 2016   20:18 Diperbarui: 18 Desember 2016   20:33 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.fmentertainments.com/

Pernahkah kamu melihat Soekarno berpidato selama satu jam ??

 Belum lama ini saya menonton film Pantja Sila Cita Cita & Realita, film semi dokumenter yang menampilkan adegan monolog Soekarno saat berpidato (tanpa teks) selama sekitar 1 jam di depan sidang BPUPKI menyampaikan pemikirannya tentang Pancasila. Film ini diperankan oleh Tio Pakusadewo sebagai Soekarno dan disutradarai oleh Tino Saroengallo

 Terus terang, butuh stamina khusus untuk nonton film "Pantja Sila Cita Cita dan Realita ". Stamina khusus untuk bisa terus melek dan menyimak film ini hingga akhir. Waktu saya nonton film ini, hanya sepuluh menit begitu film diputar, orang di kanan kiri saya udh jatuh terlelap.

 Dengan durasi 1 jam yang hanya menampilkan adegan monolog Soekarno berpidato dari awal hingga akhir, film ini mungkin terasa sangat monoton bagi banyak orang.Tapi waktu nonton film ini, ,saya sungguh bertekad sekuat baja (lebay) supaya kuat menyimak penuh isi film ini. Dan saya akui ini film sungguh penting untuk ditonton. Kenapa ??

Pertama, melalui film ini saya bisa tau lebih banyak apa, mengapa, dan bagaimana Pancasila yang jadi Dasar Negara Repulik ini bisa tercetus dari pemikiran pemikiran luar biasa seorang Soekarno.

Kedua, melalui film ini saya bisa dapat gambaran betapa luar biasanya kemampuan Soekarno dalam berpidato dengan penuh keyakinan menyampaikan apa yang dicita citakannya .Selama ini saya sering dengar dari nenek saya, betapa dulu orang berbondong bondong datang hanya ingin mendengar Soekarno berpidato. Akting Tio Pakusadewo sebagai Soekarno di film ini sangat layak dipuji, tapi sayangnya di ajang Festival Film Indonesia tahun ini nama Tio Pakusadewo di film ini tidak masuk sebagai unggulan aktor terbaik. 

Ketiga, dengan adegan monolog berpidato dari awal hingga akhir, film ini menawarkan sesuatu yang baru dan kreatif. Sebelumnya belum pernah saya nonton film Indonesia dengan gaya monolog seperti ini.

Sayangnya film ini tidak bertahan di bioskop (hanya diputar selama seminggu). Cita-Cita (idealis) dan Realita memang tidak selalu sama hasilnya. Tapi menurut saya pribadi, film ini perlu disosialisasikan di setiap institusi pendidikan seperti sekolah atau kampus, terutama saat masa orientasi siswa/ mahasiswa baru supaya lbh mengenal Dasar Negara kita yg bukan sekedar jargon. Jangan lupa minum kopi dulu sebelum nonton film ini supaya tahan melek hingga akhir :)

 *langsung terbersit ide, kayaknya seru juga kasi tugas mahasiswa mahasiswa saya untuk nonton dan bikin review film ini *

http://www.fmentertainments.com/
http://www.fmentertainments.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun