Saya ingat pertama kali datang ke Jakarta dan menggunakan KRL pada 2007, kondisi layanan transportasi kereta api masih jauh dari sempurna.
1. Kereta Serba Ada
Ya. Dulu KRL Jabodetabek kelas ekonomi itu seperti kereta serba ada. Seperti pasar, banyak barang yang dijual. Makanan, minuman, kain, kacamata, benang jahit, kanebo, senter, dan aneka kebutuhan harian lain. Mau hiburan juga ada. Tak hanya hiburan dengan satu alat musik saja, satu band pun bisa mejeng di atas kereta.
Ada lagi. Kereta ekonomi Jabodetabek juga terkenal dengan pencopetnya. Iya, di kereta mereka ada. Makanya jangan heran kalo dulu sering terdengar penumpang yang kecopetan, tas disilet, bahkan dihipnotis.
2. Kereta Uji Nyali
Selain serba ada, dulu KRL juga dijadikan tempat uji nyali. Caranya dengan memanjat dan duduk di atap kereta. Dulu jejeran penumpang di atap kereta atau biasa disebut atapers menjadi pemandangan yang biasa.
Sebenarnya upaya menghilangkan atapers sudah lama dilakukan. Namun baru pada 2011 secara masif dilakukan. Mulai dari cara lunak dengan meminta kerjasama ustad hingga cara ekstrim seperti semprot cat dan air, memasang bola-bola besi, memolesi atap dengan oli, sampai membuat plank penampar.
Upaya penertiban ini jelas tak mudah. Pernahkan ada berita tentang aksi anarkisme dari atapers di stasiun Manggarai. Di beberapa stasiun lain juga terjadi perlawanan. Urusan memusnahkan komunitas uji nyali baru berakhir pertengahan 2013 ketika KAI menghapus kereta ekonomi.
Â
3. Kereta Satu Harga Satu Rasa
25 Juli 2013, KRL ekonomi resmi dihapus. Seluruh kereta diubah menjadi KRL AC. Penghapusan ini menjadi babak baru dalam perkembangan KRL. Ketika baru diterapkan banyak yang syok, perubahan besar sedang terjadi.
Penumpang yang biasanya membawa berkarung-karung barang tak diperkenankan lagi. penumpang yang biasa mengeluarkan biaya Rp1.500,- sekali jalan juga harus merogoh kocek lebih tebal. Sedangkan penumpang yang biasa naik kereta AC mengeluh lantaran harus berbaur dengan penumpang "kelas bawah".
Kebijakan penghapusan kereta ekonomi juga dibarengi dengan pemberlakuan e-tiket untuk semua tujuan. Formula penetapan harganya pun sudah beberapa kali direvisi. Meski awalnya sempat diprotes, kini layanan KCJ sudah full e-tiket dengan dua kartu, single trip berjaminan dan multitrip. Selain itu KCJ mengintegrasikan seluruh perjalanan sehingga seluruh stasiun bisa terhubung dalam satu perjalanan dengan sistem transit.