Seperti yang kita ketahui bahwa rasa percaya diri tumbuh ketika kita berani untuk tampil di depan orang banyak, berani berbicara orang lain, maupun berani berpendapat. Masih banyak orang tidak percaya diri dalam berbagai hal. Dan itu membuat mereka kesulitan untuk berbaur dengan masyarakat. Kasus seperti ini ada beberapa faktor penyebab terjadinya ketidak kepercayaan diri tersebut, bisa dari faktor internal maupun faktor eksternal.Â
Penyebabnya dari faktor internal (dalam) sendiri seperti: faktor keluarga, contoh dari faktor keluarga ketika kita ingin sekali ngobrol dengan keluarga besar maupun dengan orang tua tetapi ketika kita berbicara sudah di potong duluan omongan kita atau malah di sepelekan pada saat berbicara padahal pembicaraan kita belum sampai selesai, nah itu sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan tingkat percaya diri seseorang. Faktor diri sendiri, biasanya sebelum memulai pembicaraan terkadang kita sudah gemetar duluan tidak bisa mengontrol kepanikan ketika ingin berbicara dan alhasil ketika berbicara omongan akan terbata-bata tidak lancar serta belibet.Â
Faktor eksternal (luar) seperti: faktor lingkungan, biasanya di lingkungan rumahnya itu terbilang toxic yang dalam artian tidak ada seperti bercengkrama dengan tetangga, saling berbagi ketika mempunyai rezeki lebih, dan lain sebagainya yang bisa mempengaruhi diri seseorang untuk melakukan tindakan suatu hal kepada sesama sekitar rumahnya. Faktor lingkungan sekolah, dari lingkungan sendiri itu bisa jadi teman-temannya ketika dia berbicara tidak di gubris atau dianggap ketika dia sedang berbicara maka nantinya dia akan malas untuk berbincang lagi dengan teman-temannya. Dan ada lagi mengenai tidak percaya diri untuk berpendapat, kontes ini biasanya yang memengaruhi dari guru ataupun dari temannya juga, jika dari guru ketika anak muridnya berpendapat dia selalu dianggap salah pendapat dia atau juga tidak di apresiasi jika dia yang berpendapat tidak seperti temannya yang di apresiasi ketika berpendapat.
Tetapi yang paling mempengaruhi dalam kasus ini adalah keluarga. Mengapa begitu? Karena itu merupakan orang pertama yang bisa anak percaya untuk menjadi pendengar yang baik bagi dirinya. Namun, melihat respon yang mereka dapatkan tidak sesuai ekspektasi yang mereka pikirkan itu sangat berdampak bagi anak yang sedang melatih berbicara mereka dengan orang lain. Pengalaman yang sudah ada dari media sosial maupun secara langsung, ketika mereka ingin curhat ataupun ingin meminta nasihat yang mereka dapatkan bulan saran ataupun respon yang baik dari lawan bicaranya, melainkan mendapat balasan seperti diomeli, di sepelekan, dan tidak di gubris. Hal itu lah yang menjadi pemicu utama seseorang bisa menjadi orang yang tidak percaya diri.Â
Oleh karena itu, saran ketika kita mendengarkan teman atau anak kita sedang berbicara tolong dengarkan dengan baik, beri mereka saran maupun motivasi yang membuat mereka merasa dihargai. Ketika sedang mendengarkan pun lawan bicara fokus pada yang sedang berbicara tidak dengan asik sendiri. Hal-hal yang menurut kita sepele belum tentu sepele di mata orang lain maka dari itu siapapun yang sedang berbicara hargai dan perhatian dengan baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H