TUBAN. 25 April 2021 sore, sekeranjang cake pisang berhias kacang almond mendominasi meja makan. Diantara sayur bayam, sepotong ikan pindang pepes dan dadar tahu telor . Ini kreasi menu buka yang tidak biasa bagi kami. Bukan karena menjelang hari lahir saya hari ini. Namun karena allah mengingatkan saya tentang taqdir kematian itu bertubi-tubi kemarin.
Pertama dari kabar gugurnya 54 patriot bangsa awak KRI Nanggala-402. Informasi resminya disampaikan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Dalam jumpa pers di Bali. Minggu, 25 April 2021. Kabar kedua, berpulangnya ibunda tetangga yang tinggal serumah, tepat di sebelah rumah saya.
Kabar pertama sudah tentu membuat kita seluruh Indonesia berduka. Segala macam doa dan harapan yang baik kita rapalkan. Baik untuk para kesuma maupun pihak keluarga yang ditinggalkannya. Dan kebetulan dari 53 patriot bangsa yang gugur, mayoritas warga Jawa Timur. Semoga husnul khotimah!
Karena kabar kedua, seluruh warga sibuk takziah atau melawat. Melawat merupakan kegiatan yang cukup dekat dengan budaya masyarakat di daerah saya. Takziah adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengunjungi kerabat dekat atau keluarga yang tertimpa musibah kematian.
Kesibukan dan kesedihan di sebelah rumah saya, sudah tentu kesibukan kami sekeluarga juga. Karena orang yang tinggal bersebelahan dengan kita adalah saudara terdekat. Maka wajib kita mengulurkan tangan, terutama saat mendapatkan kesulitan dan kedukaan.
Menyegerakan diri datang ke rumah sebelah dari jenazah belum dimandikan hingga disemayamkan adalah kewajiban tetangga dekat. Berusaha selalu ada, berharap bisa menghibur dan menguatkan hati keluarga yang ditinggalkan. Supaya mereka tidak terlalu larut dalam kesedihan.
Maka sejak hari itu saya harus menyingkat waktu kesibukan di rumah. Dan lebih banyak berada di sebelah. Menu buka keluarga saya putuskan untuk masak seadanya saja. Nasi, cop rice cooker. Tahu telor dadar dan sayur bayam "cemplung-cemplung". Sesederhana dan sesingkat mungkin.
Selebihnya, waktu saya gunakan untuk menyempatkan membuat cake. Sengaja saya membuat cake pisang karena bahannya tersedia di rumah. Cake yang baru matang di meja itu adalah untuk sajian acara yasinan malam tadi. Diadakan khusus untuk arwah ibunda tetangga sebelah.
Sudah menjadi hal lumrah di lingkungan kami. Para tetangga membantu menyediakan makanan ringan untuk pengajian orang meninggal. Biasanya sampai 7 hari berturut2. Bergantian bagi siapa saja yang berkenan. Tidak diminta, seihlasnya saja. Tidak ada aturan tertulisnya. Semampu kita membantu saja.
Saya berinisiatif melakukannya secepatnya. Selebihnya waktu akan lebih banyak saya sempatkan untuk berada di rumah duka. Menemani sahabat yang masih tidak percaya bahwa ibundanya sudah tiada. Berharap, kehadiran saya dapat memberi sedikit dukungan kepadanya.