TUBAN. Selain ibadahnya, hal menarik saat Ramadhan adalah berkumpul dengan keluarga besar. Di Tuban tiap hari kami tinggal dekat keluarga besar saya.
Saat seperti ini kami jadi ingin sekali dekat dengan keluarga Pak Su di Malaysia. Berkumpul dengan mereka membuat kami mulai mengingat banyak hal. Terutama masakan kakak2 Pak Su yang lezat. Juga pada nuansa bazar ramadhan di Malaysia dan roti johnnya.
Sebelum corona, kita biasa saling berkunjung. Terutama bila ada undangan pengantin atau ada acara besar lain. Meski berjauhan, kedekatan kami dengan saudara2 di Malaysia tak berjarak. Praktis selama pandemi silaturrahmi kami hanya lewat dunia maya saja.
Kerinduan untuk berjumpa itu sudah tertahan hampir dua tahunan. Selama itu pula tidak pernah mengadakan family gathering lagi. Doa kami di Ramadhan ini covid segera pergi. Sehingga kami bisa saling jumpa seperti dulu lagi.
Pak Su 9 bersaudara. Tiga orang di indonesia. Yang lainnya bermigrasi dan menetap di beberapa tempat di Selangor dan Johor Bahru. Demikian pun saya. Beberapa saudara dari ibu saya banyak migrasi dan menetap di Malaysia dan Singapura. Malaysia seperti rumah kedua bagi kami. Pak Su sendiri baru bekerja dan menetap di Indonesia pada 2017 silam.
Sebelumnya, beberapa kali kami sekeluarga menjalani Ramadhan di Malaysia. Sore menjelang persiapan buka, biasa mampir ke bazar. Para pedagang aneka ragam masakan, kue dan minuman sibuk di lapaknya masing2. Pengunjung berjubel memanjakan mata dengan pemandangan yang sedap nikmat dari aneka minuman, jajanan dan makanan. Sebenarnya bazar ini godaan besar di detik2 akhir puasa.
Bagi Pak Su dari sekian banyak isi bazar, hanya roti john saja yang menggugah seleranya. Selain roti john, bubur lambuk adalah hal lain yang digemarinya saat Ramadhan di Malaysia. Bubur ini terbuat dari beras. Dimasak dengan kaldu daging dan rempah khas. Kadang ada juga yang memasaknya dengan mencampur daging.
Setiap ramadhan, masjid2 selalu menyediakan bubur lambuk gratis untuk buka. Di jalan2 pun banyak orang membagikan percuma bubur lambuk. Bubur fenomenal saat ramadhan di Malaysia. Di bazar juga ada yang jual. Saya pernah membelinya. Menxixipi rasanya. Saya tidak suka. Lidah saya sudah kadung cinta bubur ayam bandung. The best!
Saat masih bekerja di sekitar Port Klang, Pak Su selalu berbuka di masjid dalam perjalanan pulang ke Bandar Country Home Rawang (Negara bagian Selangor). Ia tak pernah melewatkan jatah bubur lambuk dari masjid. Dan sebelum sampai masjid, pasti sudah membawa bungkusan roti john yang dibeli dari bazar. Begitu tiap hari tak pernah berubah. Makan nasinya, nanti sesampai di rumah, selepas tarawih.
Kebiasaan Pak Su makan roti john yang tak ada bosan2nya ini pernah saya tertawakan. Tiada hari tanpa roti john. Setiap ke bazar ramadhan dengan saya dan anak2 pun tak tinggal beli roti satu itu. Sampai heran saya, apa coba istimewanya. Namun anak2 lama2 jadi ketularan suka. Apa boleh buat? Itu adalah pilihan. Saya tak bisa mencegahnya.