Mohon tunggu...
ira brahmana
ira brahmana Mohon Tunggu... mahasiswa -

Suka nulis walau masih amatir dn banyak typo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Suka Duka Tes CPNS

6 November 2017   12:05 Diperbarui: 6 November 2017   15:25 1613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya merupakan salah satu peserta yang mengikuti tes cpns kemenkumham tahun anggaran 2017 formasi SMA untuk penjaga tahanan a.k sipir. Rangkain tes telah berakhir pada tanggal 4 november 2017 kemarin dengan tes terakhir pengamatan fisik dan keterampilan. Jika flashback begitu banyak rangkaian yang telah dilewati untuk mengejar cita-cita menjadi seorang abdi negara. 

Karena saya mengambil formasi SMA dengan mengeyampingkan ijazah S1 saya, jadi prosesnya pun lebih ribet dibanding yang sarjana. Dimulai dari pengiriman bahan ke kanwil masing-masing dengan menyertakan beberapa dokumen, beda dengan yang formasi sarjana yang semua serba scan jadi tanpa perlu ribet lagi menyiapkan hardcopy sebagai bukti. Saya memakai ijazah SMA karena saya melihat peluang dan paham akan kemampuan saya, toh nanti saya juga bisa memakai ijazah S1 saya setelah lulus. 

Setelah lulus proses administrasi kita mengikuti proses verifikasi berkas dan pengukuran tinggi badan yang lumayan melelahkan. Mengantri adalah hal biasa buat kita, panas-panasan dan berdesakan menjadi hal yang lumrah. Disini kesabaran memang sangat diuji karena emosi gampang terpancing, apalagi kalau ada yang egois mau nyerobot antrian. Ketika pengukuran tinggi badan banyak yang kecewa karena harus gagal di tahap awal. Banyak peserta kecewa karena tinggi mereka dikatakan tidak mencukupi padahal jika mereka ukur sendiri di puskesmas tinggi mereka mencukupi. Memang ketika saya mengurus skck di kepolisian saya dinyatakan memiliki tinggi badan 162 cm, namun ketika pengukuran di kemenkumham menjadi 160 cm. Jika kita lulus verifikasi bahan dan tinggi badan lalu kita diberi kartu peserta untuk biasa mengikuti ujian dengan sistem CAT.

Masuklah pada proses yang paling ditakuti yakni ujian kompetensi dasar dengan sistem CAT. Ketika masuk ruangan sudah terasa merinding dan gemeteran, takut-takut tidak akan lulus mengalahkan passing grade yang ditentukan oleh panitia. Ketika ujian berjalan semua soal akan dirandom hingga tiap peserta tidak akan mendapatkan soal-soal yang sama. Waktu juga akan ditentukan oleh kita sendiri begitu kita memulai start maka waktu mulai berjalan dan akan berhenti pada menit 90.00. Soal-soal yang diujikan sebenarnya adalah soal-soal yang sudah pernah kita lalui baik itu di SMP atau di SMA. Namun ketelitian dan kecepatan adalah kunci keberhasilan dalam ujian ini. dan ketika saya mengakhiri tes dengan rasa tidak menyangka saya memenuhi PG yang diminta dengan nilai 342, dan saya finish di posisi 42 di seluruh kanwil saya dengan kuota 66 dikali 3 formasi menjadi 198 orang khusus formasi wanita.

Tes kedua yang dihadapi adalah tes kemampuan fisik. Peserta akan mengikuti tes kesemaptaan berupa lari 12 menit dengan minimal jarak 1200 meter , push up, sit up, chinning, dan shutlle run. bagi saya ini adalah tes yang terberat mengingat tubuh saya yang terhitung lemah. Namun dengan usaha dan niat saya latihan dua kali sehari saat pagi pada pukul 05.00 wib dan sore 16.00 wib hingga 17.30 wib. Alhasil saya harus puas dengan finish di posisi 8 dengan jarak lari 2180 meter per 12 menit. diikuti dengan push up 29, sit up 44, chinning 63 dan shutlle run 21, 36 detik. daripada tes CAT saya sangat bangga dengan pencapaian saya di tes fisik karena perjuangan yang luar biasa saya lakukan. Dari mulai kaki kram, perut kram, naik betis, muntah karena nggak kuat sit up serta beberapa cidera kecil lainnya.

Tes ketiga dan terakhir adalah tes pengamatan fisik dan keterampilan. Tes ini termasuk tes termudah dan agak santai. Peserta hanya dicek tato atau tindik baru memasuki ruang wawancara untuk menampilkan keterampilan yang dimiliki. Ketika tes ini saya tidak memiliki sertikat kemampuan sama sekali. Saya hanya mengandalkan diri saya yang pernah magang di lembaga pemasyarakatan serta teknik bela diri dasar yang saya pelajari dalam rentang waktu 2 minggu itupun melalui youtube. Inti dari wawancara ini menurut saya adalah meyakinkan pewawancara bahwa kita adalah kandidat yang tepat untuk menjadi sipir. Untungnya saya berhasil meyakinkan mereka dengan segala kekurangan saya namun yang pasti saya mau belajar untuk kekurangan saya tersebut.

Finally, sekarang kami para pejuang cpns sedang harap-harap cemas menunggu pengumuman resmi di tanggal 9. semoga bisa sampai ke tahap pemberkasan NIP dan semoga mendapat hasil yang terbaik. pejuang cpns 2017 semangat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun