Bodhi masih mengepak ranselnya ketika mendengar suara motor berhenti di depan kamar kontrakannya. Dari suaranya Bodhi yakin itu pasti motor Mukmin. Kamar kontrakan Bodhi memang berbentuk rumah petak, berdempat-dempet beberapa pintu, dan masing-masing pintunya menghadap halaman yang walaupun tidak luas tapi cukup untuk parkir beberapa motor sesuai dengan jumlah penyewa kontrakan tersebut.
Assalamualaikum!"Â
Mukmin meneriakkan salam sambil langsung menyelonong masuk ke kamar. Bodhi sudah tidak kaget dengan tabiat si Mukmin ini. Bodhi pun tidak merasa perlu untuk menghentikan pekerjaannya mengepak baju-baju yang akan dia bawa.
"Woy yang mau mudik sombong kali, kawan datang pun tak hirau."Â
Mukmin mencoba menyela kesibukan Bodhi.
"Ada apa rupanya Min? heboh kali pun, baru datang juga." Â
"Kapan kau berangkat rupanya?"
"Malam ini Min, mumpung masih belum terlalu ramai jalanan dengan gelombang mudik"
'Yakin kau jalan malam? Kenapa gak besok pagi aja?
"Gaklah, jalan pagi panas, bakal gak tahan aku apalagi puasa-puasa gini."
"Halah Bod, macam yang puasa aja gayamu."