Setelah selesai sarapan dengan pisang goreng, nasi goreng, dan teh manis hangat, kami pun bertiga (aku, Rereh, dan Helmi) mencuci piring di dapur Ibu Siti, tempat cuci piring masih menggunakan bambu bambu yang tersusun dan dibuat lebih tinggi dari tanah disekitarnya, namun kuat untuk menampung bak yang berisi air.
Kerja sama tim dalam mencuci piring juga dibutuhkan agar pekerjaannya cepet selesai, aku yang bertugas mencuci dengan sabun, Rereh yang bertugas membilas, dan Helmi yang bertugas merapikan piring-piring dan peralatan masak ke dalam rak. Sat set sat set, sekitar 7 menit pun kelar. Setelah itu, kami bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, dengan memakai pakaian yang sopan, rok, sepatu kets dan tas berisi buku bahan ajar di atas Pundak sebelah kiri.
Jam menunjukkan pukul 07.00 anak-anak SD sudah banyak yang berdatangan ke rumah Ibu Siti, “Assalamu’alaikum ibu…ibu…ayo di sekolah udah rame” kata salah satu anak, padahal Rereh masih belum selesai make up. “Iyaaa anak-anak, tunggu sebentar yaaa” jawabku pada anak-anak sambil membuka jendela dan melihat ke bawah.
Anak-anak sudah menunggu dibawah rumah panggung. “Ayo Reh, udah belum?” tanyaku pada Rereh, “iya ayo ayo” jawab Rereh sambil bergegas memakai jas berwarna hitam. Kami pun turun dari rumah panggung, anak-anak sudah siap siaga untuk membantu kami, ada yang menawarkan diri untuk membawa tas, ada yang membantu kami turun dari tangga panggung.
Dengan hal-hal seperti itu, di dalam hati kami sangat terharu, kami merasa sangat diperlakukan istimewa oleh anak-anak, dengan perasaan yang bahagia, kami pun berjalan menuju ke sekolah diiringi oleh anak-anak yang menambah suasana menjadi ramai, sambil kenalan-kenalan dengan anak-anak, mereka ada yang malu-malu, ada juga yang pendekatan sama aku, Rereh dan Helmi, mulai dari nama, asal daerah, dan lain-lainnya.
“Ko kalian tau ibu ada di rumah Ibu Siti?” tanyaku pada mereka. “Iya Bu aku tau soalnya pas hari Sabtu dikasih tau sama guru kalo bakal ada guru dari Sobat Mengajar” jawab Rifky, salah satu siswa di SDN Kutakarang 3 Filial. “Ohh gitu” aku pun mengaggukan kepala pertanda memahami jawaban Rifky.
Kami sengaja memilih rumah Ibu Siti karena jaraknya yang lumayan dekat dengan sekolah, hanya membutuhkan sekitar 7 menit berjalan kaki, kami sudah sampai di sekolah.
Kami langsung disambut oleh anak-anak, ada yang berlari mendekat, ada yang ngajakin temennya dulu. Lemparan senyum kami berikan berkali kali, mereka langsung mencium tangan kami, sungguh anak-anak yang manis sekali. Anak-anak dengan manja menarik tanganku menuju ke suatu kelas dan kami memulai perkenalan di dalam kelas tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H