Mohon tunggu...
Ira Oemar
Ira Oemar Mohon Tunggu... lainnya -

Live your life in such a way so that you will never been afraid of tomorrow nor ashamed of yesterday.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

The Untouchable Angie

17 Januari 2012   09:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:46 1689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13268000541475900440

[caption id="attachment_164365" align="aligncenter" width="640" caption="Angelina Sondakh/Admin (KOMPAS Images/Banar Fil Ardhi)"][/caption]

Sudah berlalu lebih 2 bulan sejak Pak Busyro Muqoddas – Ketua KPK jilid 2 penerus Antasari – menyampaikan pernyataan bakal segera ada tersangka baru dari kasus suap Wisma Atlit. Kodenya “orang tersebut dari DPR”. Lalu, saat berkas dakwaan Nazaruddin dibacakan, muncul nama Angelina Sondakh. “Angelina adalah bagian dari cerita yang mesti didakwakan kepada Nazaruddin”, kata Johan Budi, juru bicara KPK.

Entah sudah berapa kali sidang Nazar digelar, berkali-kali pula Mindo Rosalina Manullang memberikan kesaksian. Banyak rekaman komunikasi via BBM antara Rosa dengan Angelina yang dibuka di persidangan. Semua obrolan itu menyiratkan fakta bahwa Angie – sapaan Angelina – adalah “pemeran pembantu utama” yang menghubungkan antara Rosa dengan “pemeran utama”. Rosa tidak pernah berkomunikasi langsung dengan Ketua Besar maupun Boss Besar. Semua kisah tentang Ketua Besar dan Boss Besar di dengar Rosa dari Angie.

Angie pula yang dengan “gagah” dan pede menjamin kepada Rosa bahwa proyek-proyek yang sudah terlanjur lebih dulu fee-nya diminta di depan, pasti tak akan dibatalkan. Angie bahkan berani mengaku dirinya bisa mengarahkan anggota DPR yang lain untuk menyetujui suatu proyek. Sebab ia – menurut pengakuannya – memegang mandat Si Boss Besar.

Kemarin, Rosa sudah menyebutkan siapa Ketua Besar yang tak lain adalah AU dan Boss Besar adalah MA. Selain itu Rosa juga membeberkan total besaran uang pelumas proyek Wisma Atlet yang digelontorkan Grup Permai sebesar Rp10 miliar. Separuhnya, yaitu Rp5 miliar, diberikan kepada anggota Badan Anggaran DPR dari Fraksi Partai Demokrat Angelina Sondakh.

Tentu saja Angie – seperti juga Anas dan Mirwan Amir – langsung membantah kesaksian Rosa. Kalau sudah begini, siapa yang mesti dipercaya? Sekarang, seorang yang bersalah sekalipun berani bersumpah dengan membawa nama agama dan mengatasnamakan Tuhan. Jadi, keterangan seseorang memang tidak mutlak bisa dijadikan pegangan. Tapi fakta rekaman telepon, SMS, BBM, tentu cukup valid untuk dijadikan alat bukti. Mari kita cermati beberapa rekaman BBM Rosa, Angie dan Nazar berikut ini. Tidak berurutan dan sepotong-potong.

2 Mei 2010

Nazar    :       Ros, gimana urusan sama Bu Enji?     (maksudnya : Enji = Angie) Rosa      :       Ok, Pak. Rosa      :       Saya ada janji juga hari ini ketemu lagi dengan Bu Angie. Nazar    :       Ros, itu Bu Enji minta semangka.         (maksudnya : semangka = uang) Nazar    :       Udah kamu kasih? Rosa      :       Saya janji besok, Pak. Sisa semangka tahun lalu diminta. Saya bicara ke Bapak dulu lah. Kalau Bapak bisa hari ini saya temui, mungkin sore bisa saya kasih.

12 Mei 2010

Rosa      :       Pagi, Pak. Bu Angie sepertinya marah karena sisa yang 3 kilonya tidak dipenuhi. Beliau bilang, yang saya minta kan yang lama. Beliau sudah janji sama teman-temannya untuk diselesaikan yang lama.          (maksudnya : 3 kilo = 3 milyar) Rosa      : Saya sudah bilang, sabar. Tapi beliau bilang, komitmen kita kan setelah penetapan yang baru, jadi tolong jangan dijanjiin terus.

Yang dimaksud Rosa adalah permintaan kekurangan commitment fee dari proyek tahun sebelumnya.

Dialog lain lagi antara Angie dan Rosa :

Rosa      :       Pagi ini, Bu. Tapi apel washington ya, Bu. Angie    :       Ok. Berapa kilo? Rosa      :       Satu kilo dulu karena stock-ku lagi habis Angie    :       Oke deh. Tapi kekurangannya apel malang saja ya.

Rekaman lain lagi antara Angie dan Rosa :

Rosa      :       Maaf baru balas. Kemarin masih kurang sehingga ditunda hingga hari ini, Bu. Saya usahakan hari ini, karena besok kan ke Belanda. Angie    :       Bagaimana? Rosa      :       Ada kendala, Bu, Bapak Nazar minta sehingga saya harus penuhi. Angie    :       Waduh, nggak ada sedikit. Rosa      :       Ini saya sedang nego biar bagi-bagi, tapi beliau sangat butuh saya tadi pagi sudah didistribusikan. Lumayan lagi, Bu. Angie    :       Nggak enak sama Pak Koster. Kan sudah janji. Rosa      :       Ya saya pasti kasih, Bu. Hanya sedang saya hitung lagi. Angie    :       Usahakan ya, nggak enak sama Pak Koster, dia telepon soalnya. Rosa      :       Baik, Bu. Angie    :       Atau Ibu telepon juga deh ke Pak Koster, plis. Rosa      :       OK. (Sumber: Koran Tempo, 27 Juli 2011) Kedua percakapan di atas terjadi pada tanggal 22 Juni 2010 dan 27 Juli 2010. Dalam percakapan lainnya, Angie menyebut Ketua Besar meminta jatah "apel Malang", yang diduga maksudnya adalah duit. "Soalnya, aku diminta Ketua Besar, lagi kepingin apel Malang," ujar Angie dalam percakapan itu.

Selama persidangan kasus Rosa dan Muhammad El Idris, saksi yang juga staf keuangan Grup Permai, Yulianis, dan Rosalina membenarkan aliran dana ke Senayan, khususnya kepada Angie dan I Wayan Koster. Percakapan melalui Blackberry Messenger (bbm) antara Rosa dan Angie  terungkap di pengadilan, dan waktu itu dibenarkan Rosa mengenai aliran dana ke Angie dan Koster. Bahkan, untuk membahas soal uang proyek ini, kedua wanita itu menggunakan istilah Semangka, Salak Bali, Apel Malang, Apel Washington, hingga pelumas.

Rekaman lain yang dikutip dari BAP Rosa, pembicaraan antara Angie (dengan PIN: 20E342D9) dengan Rosa (dengan PIN: 256FF48D), dimana Angie sempat berjanji untuk ketemu Rosa namun batal karena Angie dipanggil Anas. Berikut kutipannya :

20E342D9     :       Rosa aku maaf banget..mendadak aku dipanggil Anas.. dan pasti sampe malem kalo rapat... bsk aja ya..pagi jam 11 juga ok di senci.

256FF48D     :       Ok bu.Tp skdr info aman ya yg kemarin?Biar sy ksh kbr ke masing2 yg akan dpt kbr baik ini. Mereka menanyakan terus.

20E342D9     :       So far yg punya lalu aman, yg baru sdg fight, makanya perlu pelumas.

256FF48D     :       Cuma kita perlu ketemu berkaitan temuan bpk.                                  (maksudnya : BPK)

Begitu terang benderang peran Angie dalam setiap percakapan BBM. Dialah satu-satunya yang menjadi perantara sekaligus penerima aliran uang dari Rosalina. Barulah setelah di tangan Angie, uang itu didistribusikan kepada pihak yang dijanjikan, entah itu Ketua Besar, Boss Besar, atau Pak Koster. Tapi entah kenapa KPK seolah menutup mata dengan semua fakta ini. Jika dulu Angie sempat diperiksa KPK, kini malah tak pernah lagi nama Ange disebut KPK dan tak pernah pula dihadirkan ke persidangan Nazar untuk dikonfrontir langsung dengan Rosa.

Dulu, awal mula Nazaruddin berkicau menyebut nama Angie, reaksi Angie menanggapinya dengan formal, seperti layaknya sikap seorang politisi. Tapi akhir-akhir ini, justru Angie terkesan sangat santai dan selalu penuh senyum dan tawa lebar, layaknya seorang artis yang ditanya tentang kapan album barunya beredar. Angie terkesan sangat percaya diri tak bakal tersentuh. Sikapnya yang ngartis itu seolah melecehkan penegak hukum. Dan sikap semacam ini ditunjukkan Angie pasca beredarnya kabar hubungan dirinya dengan mantan penyidik KPK yang memeriksa Angie.

Memang si penyidik sudah dikembalikan KPK kepada Kepolisian dan kini perwira menengah itu bertugas di Mabes Polri. Tapi tak berarti dia tak berperan apa-apa lagi bagi Angie. Sebab sebagaimana diketahui awak media, Kompol Broto Seno ikut “mengawal” Angie pada hari Selasa, 27 Desember 2011 lalu saat melakukan kunjungan ke pengungsi banjir di Wonosobo, Jawa Tengah. Entah apa kaitannya si Kompol ke sana, sebab pamen Mabes Polri bertugas ke Wonosobo sepertinya rada janggal. Apalagi Kompol Broto hanya diam di mobil bersama ajudannya. Ini juga rada janggal, apa pangkat dan jabatan Broto Seno, sampai punya ajudan segala. Apakah ada tugas khusus mengawal Angie?

Kalau sudah begini, tampaknya Angie memang akan aman untuk sementara. Seperti ibu Nunun yang sempat tak tersentuh selama hampir 2 tahun. Bersuamikan mantan Wakapolri sangat membantu Nunun bebas dari kejaran KPK. Bahkan Chandra Hamzah pernah mengatakan bahwa gagalnya penyergapan Nunun di Malaysia sekitar bulan Oktober 2011, karena keburu dibocorkan oleh oknum polisi yang bertugas di KBRI Malaysia. Itu sebabnya penyergapan Nunun di Bangkok sangat dirahasiakan, bahkan KBRI jadi pihak terakhir yang dihubungi setelah Nunun tertangkap.

Kini, Angie rupanya meniru jejak pendahulunya, Nunun. Tak perlu jauh-jauh kabur ke luar negeri, sebab “orang dekat”nya masih perwira aktif. Menilik bagaimana Kepala Pusat Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar, ikut membela Kompol Broto saat ditanya wartawan alasan keberadaan Broto di Wonosobo, tampaknya Broto cukup “dilindungi” oleh korps-nya. Para polisi memang solid kalau begini. Tinggal bagaimana keberanian KPK saja.

Untuk bisa menuju ke sasaran utama : Mirwan Amir dan Anas Urbaningrum, mau tak mau KPK harus lewat sasaran antara : Angelina Sondakh. Sebab, pengakuan Rosa saja tidaklah cukup, mengingat Rosa sendiri tak pernah bertemu langsung dengan Anas. Hanya melihat mobil berplat nomor AU, kata Rosa. Kubu Anas jelas bisa mengelak : ada mobilnya diparkir belum tentu orangnya hadir di sana, itu dalih mereka. Tapi jika KPK menggunakan rekaman percakapan BBM itu untuk menjerat Angie, memaksa Angie menjelaskan maksud kode-kode dalam percakapan itu, maka jalan menuju Anas baru bisa terbuka lebar.

Beranikah KPK memanggil Angie, memeriksanya kembali dan mengkonfrontir dengan Rosa? Mengingat pemeriksaan awal dilakukan oleh orang yang kini menjadi kekasih Angie, tentu KPK tak boleh lagi menjadikan hasil pemeriksaan itu sebagai acuan. Hasil pemeriksaan oleh Kompol Broto Seno harus dibatalkan. Mestinya, tak ada alasan lagi bagi KPK untuk tidak segera memanggil Angie. Masa takut pada sang Kompol? Jika pada Angie saja tak berani, bagaimana mau mencaplok Anas?!

Sumber-sumber :

1.http://www.mediaindonesia.com/read/2012/01/17/291952/70/13/Rosa-Menyingkap-Tabir-

2.http://pontianak.tribunnews.com/m/index.php//2012/01/02/nazar-beberkan-rekaman-pengakuan-angie

3.http://makassaronline.blogspot.com/2011/12/inilah-isi-percakapan-bbm-rosa-dan.html

4.http://www.tempo.co/read/fokus/2011/11/16/2167/Nazar-Beberkan-Peran-Angie

5.http://m.antikorupsi.org/?q=content/20496/rekaman-percakapan-rosa-angelina-tagih-jatah-ketua-besar

6.http://www.tempo.co/read/news/2011/12/07/063370315/Percakapan-Nazar-Rosa-Ini-Sarat-Kode

7.http://www.tempo.co/read/news/2012/01/11/063376600/Yuk-Belajar-Kamus-Nazaruddin

8.http://www.tempo.co/read/news/2011/12/30/063374431/Ini-Alasan-Brotoseno-Ikut-Angie-ke--Wonosobo-Versi-Mabes-Polri

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun