[caption id="attachment_184637" align="aligncenter" width="576" caption="Selat Sunda, jelang merapat ke Pelabuhan Merak (foto-foto koleksi pribadi)"] [/caption]
Ketika Kampretos merilis thema Weekly Photo Challenge ke-6 Sabtu lalu, saya ketinggalan berita. Maklumlah, 2 hari weekend itu saya tepar karena batuk yang mendera. Rupanya thema kali ini tentang Landscape Photography telah menarik minat banyak Kompasianer. Para Kampretos senior turun gunung memposting hasil karyanya yang mengundang decak kagum. Banyak postingan peserta WPC-6 yang kemudian dinobatkan jadi HL oleh Admin.
Kebagusan hasil jepretan para Kampretos itu membuat saya yang baru “nyantrik” di Grup Kampret, jadi down dan minder. Bagaimana tidak, tak satupun koleksi foto landscape jepretan saya yang layak dipamerkan. Tapi bukan Kampretos namanya kalo tak saling menyemangati. Mereka “ngomporin” saya untuk nekad saja ikutan thema kali ini. Akhirnya, meski diliputi rasa minder dan gak pede, saya pun “bonek” berpartisipasi meramaikan WPC-6.
PERJALANAN KE LAMPUNG
Foto-foto yang saya unggah adalah arsip foto yang saya ambil 2 tahun lalu. Tepatnya tanggal 2 dan 3 April 2010. Saat itu saya baru sebulan pindah ke kota Cilegon, belum punya teman selain teman di kantor baru saya, sementara ada libur long weekend. Karena bete dengan situasi komplek perumahan yang sepi, saya iseng jalan-jalan ke Lampung. Tapi ternyata itu menjadi perjalanan paling tidak menyenangkan yang pernah saya alami. Kesialan demi kesialan saya temui.
[caption id="attachment_184638" align="aligncenter" width="576" caption="Selat Sunda yang tenang, saat berangkat ke Lampung"]
[caption id="attachment_184642" align="aligncenter" width="576" caption="Pelabuhan Indah Kiat tampak dari kejauhan"]
[caption id="attachment_184643" align="aligncenter" width="576" caption="PLTU Suralaya, juga dilihat dari kejauhan"]
Begitu merapat di pelabuhan Bakauheni dan naik travel menuju kota Lampung, ternyata di jalan macet total karena ada jembatan rusak. Kabarnya kemacetan itu sudah sejak semalam sebelumnya dan makin parah saat libur long weekend itu. Sekitar 2 jam-an lebih saya terjebak macet bahkan sempat berhenti sama sekali sekitar 1 jam. Akhirnya, saya tiba di hotel Sahid Lampung sudah sore.
Tiba di hotel bukannya jadi lebih nyaman, karena perut yang sudah lapar tersiksa kemacetan, masih harus disiksa lagi dengan berbagai menu yang saya pesan di restoran hotel ternyata tak tersedia. Belum lagi kamar yang kami dapatkan ternyata tidak layak huni, karena belum di clean up dengan baik, sehingga saya harus mengalami kejadian sangat menjijikkan yang membuat saya terpaksa komplain dengan keras ke resepsionis. Mengingat ini hotel berbintang, tak selayaknya kejadian menjijikkan dan memalukan itu terjadi. Saat saya komplain itulah ada satu keluarga besar yang baru datang dan menanyakan kamar ke resepsionis, akhirnya batal mendengar komplain saya. Mereka bahkan langsung balik badan saking jijiknya.
[caption id="attachment_184644" align="aligncenter" width="576" caption="Pulau Tempurung"]
[caption id="attachment_184645" align="aligncenter" width="576" caption="Pulau Tempurung dari kejauhan"]
[caption id="attachment_184646" align="aligncenter" width="576" caption="Masih Pulau Tempurung yg sama"]
Urusan kamar baru beres setelah Manajemen hotel memindahkan saya ke kamar baru. Tadinya mereka hanya akan mengutus petugas cleaning untuk membersihkan dan saya harus menunggu di dalam kamar sementara mereka membersihkan. Hari sudah makin senja saat semua beres dan niat saya untuk hunting foto sunset di pantai, terpaksa batal. Saya sudah menyewa taksi untuk mengantar saya ke pantai, tapi sayang sampai di sana sudah kemalaman sehingga moment sunset sudah terlewatkan. Karena itu, yang bisa saya sajikan di sini hanya foto-foto saat berangkat dari pelabuhan Merak menuju ke Bakauheni, yang saya ambil dari atas kapal.
[caption id="attachment_184647" align="aligncenter" width="576" caption="Entah pulau apa, tapi saya suka "]
PULANG KEMBALI KE MERAK
Sial rupanya masih belum pergi. Esok paginya, saya sudah berniat ke pantai dan sudah memesan taksi. Tapi hujan turun sejak usai Subuh dan tak reda sampai sekitar jam 11 siang. Terpaksalah seharian saya hanya mengurung diri di kamar hotel. Sebab sekitar jam 12.30, usai makan siang, kami akan di jemput travel yang akan kembali membawa kami ke Bakauheni. Saya sengaja memesan travel yang agak siang, khawatir jalanan macet parah seperti kemarin. Syukurlah perjalanan pulang relatif lancar. Jam 2-an sudah sampai di Bakauheni.
[caption id="attachment_184648" align="aligncenter" width="576" caption="Mulai meninggalkan Bakauheni"]
[caption id="attachment_184651" align="aligncenter" width="576" caption="Pulau Sangiang"]
[caption id="attachment_184654" align="aligncenter" width="576" caption="Pulau Rakata"]
Perjalanan menyeberangi Selat Sunda selama 2 jam ini pun tyak saya sia-siakan untuk memotret panorama Selat Sunda. Kebetulan langit sangat cerah. Saya meninggalkan Bakauheni sekitar jam 14.20 dan tiba di pelabuhan Merak sekitar jam 16.30-an. Cukup banyak foto yang saya abadikan, mulai langit masih terang benderang siang hari, lalu saat Ashar dan mentari mulai tergelincir, sampai terakhir menjelang senja. Berikut foto-fotonya saya sajikan di sini.