Mohon tunggu...
Ira Oemar
Ira Oemar Mohon Tunggu... lainnya -

Live your life in such a way so that you will never been afraid of tomorrow nor ashamed of yesterday.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Isi Buku Sekolah Anakku

26 November 2012   06:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:39 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_218342" align="aligncenter" width="414" caption="(foto : blogs.phys.unpad.ac.id)"][/caption]
.

i-ni // bu-di, i-ni // i-bu // bu-di,  ajar guruku

sewaktu esde kelas satu

belajar membaca, mengeja satu persatu

dari buku sekolahku




.

ibu bapakku tak perlu membelikanku

buku sekolahku tak dijual guru

dibagikan gratis untukku dan teman sekelasku

jaga dan rawat baik-baik, pesan guruku

akhir tahun nanti kembalikan pada guru

untuk dipakai adik kelasmu

seperti juga kau warisi buku itu

dari kakak-kakak kelasmu




.

kini tiba generasi anakku

ada banyak ragam buku

guru kelas mewajibkan ortu

membeli buku dengan sejumlah doku




.

apa saja isinya, bapak ibu mau tahu?

mari simak ceritaku


[caption id="attachment_218343" align="aligncenter" width="500" caption="(foto : tubasmedia.com)"]

13539113191461268996
13539113191461268996
[/caption]
.

ada “istri simpanan” bang maman yang mengejutkanku

diajarkan pada anak kelas 4 esde yang masih lugu

“istri simpanan itu apa bu”?

bertanya mereka ingin tahu




.

ternyata tak cuma sampai disitu

ada foto miyabi menghiasi isi buku

entah apa maksud penulis buku

apakah miyabi figur yang perlu ditiru?




.

ada lagi beberapa waktu lalu

buku pendidikan jasmani tentang kebersihan organ tubuhmu

diceritakan bahwa di negara maju

seks bebas sudah biasa itu

berganti pasangan sesukamu

lalu apakah anak-anakku

diminta berkiblat pada “negara maju”?

usahlah bicara soal moral dulu

bukankah perilaku itu tak baik bagi organ tubuhmu?


[caption id="attachment_218344" align="aligncenter" width="355" caption="(foto : voa-islam.com)"]

1353911398266200622
1353911398266200622
[/caption]



.

belum lagi gambar alat reproduksimu

yang digambarkan detil, jelas dan vulgar di depan matamu

bukankah itu saru

untuk anak-anakku yang masih lugu




.

yang terakhir lebih menyengatku

ditayangkan metro tivi dan trans tuju

di kota kudus kejadian itu

diajarkan pada anak esde kelas tiga yang masih lucu-lucu




.

tentang nasehat “rahasia awet muda” berkat jalani laku

tiap hari sebelum tidur “nyimeng” dulu

dan setelah sarapan minum miras selalu

meski cuma dua botol rutinkan itu

merokok jadikan kebiasaanmu

niscaya ‘kan awet muda umurmu

dari buku itu

anak esde yang polos dan lugu

artinya “nyimeng” mereka jadi tahu


[caption id="attachment_218345" align="aligncenter" width="355" caption="(foto: voa-islam.com)"]

13539114671340837603
13539114671340837603
[/caption]



.

semua buku-buku itu

dibeli ortu dengan doku yang menguras isi dompetku

isinya meracuni pikiran anakku

merusak akhlak generasi harapanku

lalu kalau begitu

bukankah aku membeli peluru

untuk menembak isi kepala anakku?




.

kepada siapa kuharus mengadu

paling-paling solusinya penarikan buku

seperti pemadaman kebakaran semu

yang disemprotkan setelah rumah jadi abu




.

tak bisakah diknas kembali seperti jaman dulu

mengendalikan standar ilmu

menerbitkan buku yang sudah diramu

dan diuji kualitasnya dulu

seragam seluruh negeriku

agar sama kualitas pendidikan anak bangsaku


[caption id="attachment_218346" align="aligncenter" width="360" caption="(foto : anjuliano.wordpress.com)"]

13539115231336339377
13539115231336339377
[/caption]



.

bukankah standarisasi harus dimulai dari hulu?

bukan ditadah di hilir dengan UAN yang baku

tapi materi ajar beribu-ribu

tak sama sekolah di sini dengan di situ




.

pantas saja stress melanda anak-anakku

yang diajarkan tidak bermutu

tapi yang diujikan sulit dijangkau

sungguh kasihan engkau anak-anakku

disuguhi buku-buku yang memberatkan ortumu

sekaligus merusak pikiran dan akhlakmu

karena sekolah kini bukan tempat menuntut ilmu

sudah jadi ajang dagang bagi penulis palsu

pasar menggiurkan penerbit tak tahu malu




.

(dipersembahkan untuk para guru, yang kemarin memperingati hari guru)


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun