Mohon tunggu...
Ira Oemar
Ira Oemar Mohon Tunggu... lainnya -

Live your life in such a way so that you will never been afraid of tomorrow nor ashamed of yesterday.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

From Kitchen With Love (WPC-17)

15 Agustus 2012   18:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:42 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_200440" align="aligncenter" width="522" caption="Kalung-kalung mutiara yang dibentuk menjadi rangkaian huruf L-O-V-e"][/caption]

Still Life Photography, istilah yang baru saya dengar. Namun begitu melihat contoh-contoh fotonya, ternyata saya sudah familiar banget dengan “penampakan”nya. Bahkan sebenarnya saya pun cukup sering iseng-iseng memotret obyek di sekitar/benda-benda isi rumah yang sengaja saya atur tata letaknya, untuk difoto. Hanya saja saya belum “ngeh” kalo foto semacam itu masuk dalam genre Still foto.

Dari definisi yang disebutkan Kampretos, Still foto ada genre fotografi yang pada dasarnya kita menciptakan sendiri obyek foto. Dari sini mendapat satu pemahaman bahwa dalam still foto ada unsur kesengajaan dan proses meng-create obyek. Artinya ada upaya menciptakan suatu bentuk hasil foto yang akan didapat dengan mengatur benda-benda yang akan dipotret. Mungkin ini yang membedakan still foto dengan genre foto lainnya,  misalnya macro photography atau nature, dimana kita tinggal menjepret saja obyek di sekitar kita tanpa kita mengatur tata letaknya. Itu tadi sekedar pemahaman saya yang awam soal fotografi lho.

[caption id="attachment_200441" align="aligncenter" width="386" caption="3 eggs in a basket. Ketiganya telur yang berbeda"]

1345055923497290722
1345055923497290722
[/caption]

1345056005883755095
1345056005883755095

Setelah saya buka file foto di laptop, ternyata cukup banyak hasil jepretan saya yang memenuhi unsur itu. Bermula dari ikut WPC tentang Food Photography, saya jadi keranjingan memotret bahan-bahan yang ada di dapur. Jadilah telur, sayuran, bumbu, jadi “korban”. Still foto pertama saya : 3 butir telur yang berbeda – telur ayam negeri, telur ayam kampung dan telur omega – saya atur dalam wadah dari tutup bakul nasi anyaman bambu. Hasilnya seperti di gambar ini. Lalu ketika tahu dan tempe jadi issu nasional karena melambungnya harga kedele import, saya memotretnya. Menjelang bulan puasa harga bahan kebutuhan sehari-hari melonjak, saya tertarik untuk memotret komoditas yang biasanya mengalami kenaikan seperti beras, telur, bawang, cabe. Hasilnya seperti dalam gambar disini.

13450560841618653654
13450560841618653654

[caption id="attachment_200444" align="aligncenter" width="520" caption="Back ground diganti talenan kayu ternyata hasilnya malah lebih menarik"]

1345056144943560603
1345056144943560603
[/caption]

[caption id="attachment_200455" align="aligncenter" width="518" caption="Karena bakulnya cukup tinggi, untuk membuat sayuran tampak menyeruak ke permukaan, didasar bakul terpaksa diganjal"]

13450567871599745536
13450567871599745536
[/caption]

Dari dapur, saya beralih ke kamar mandi. Wastafel plus lap tangan dan handuk beserta perlengkapan mandi ternyata bisa jadi obyek foto yang menarik. Saya pun mulai melirik isi kamar saya. Ternyata banyak yang bisa dijadikan obyek. Ada peralatan pembersih lensa kamera, ada korek api dan pemantik api (sebenarnya korek api itu hanya difungsikan untuk menyalakan lilin, soalnya listrik di komplek saya sering byar-pett), ada jam tangan dipadu dengan jam lucu berupa gantungan kunci, bahkan benang dan jarum pentul. Ada juga passport dan ballpoint Montblanc pemberian mantan atasan saya, juga Al - Qur'an.

1345056214275483416
1345056214275483416

1345056260319550281
1345056260319550281

[caption id="attachment_200448" align="aligncenter" width="522" caption="Perangkat pembersih lensa kamera"]

1345056428850447560
1345056428850447560
[/caption]

13450564921689806712
13450564921689806712

1345056523766867368
1345056523766867368

[caption id="attachment_200451" align="aligncenter" width="461" caption="Jam tangan dan jam gantungan kunci berbentuk kepik"]

1345056580652175331
1345056580652175331
[/caption]

13450566452023029696
13450566452023029696

13450566821448291342
13450566821448291342

1345056728560654198
1345056728560654198

Terakhir, saya temukan koleksi kalung-kalung mutiara. Dulu waktu masih bekerja di Surabaya, sehari-hari saya mengenakan seragam yang bahannya tebal dan sedikit kaku, modelnya resmi semi blazer dan warnanya soft, polos. Agar tak kaku, saya menambahkan assesories kalung sederhana, karena waktu itu jilbab saya masukkan ke dalam kerah blazer. Kebetulan saya suka mutiara, kadang saya rangkai dengan batu kristal Swarovsky. Kini kalung-kalung itu nganggur teronggok di kotaknya. Saya coba atur untuk jadi obyek foto. Jadilah bentuk "007", “hati” dan “love”.

13450569371703912754
13450569371703912754

1345056973376617835
1345056973376617835

Terakhir, berhubung menjelang Idul Fitri, saya memotret ketupat asli dan ketupat dari pita plastik. Inilah hasil jepretan foto-foto saya yang masuk kategori Still Photo. Masih banyak lagi foto-foto uang, tapi rencananya akan saya jadikan ilustrasi tulisan lain, jadi tidak saya tampilkan di tulisan ini. Yuk..., mari kita nikmati hasil jepretan Still foto Kompasianer lainnya yang mejeng DISINI.

1345057013346789555
1345057013346789555

1345057062770884458
1345057062770884458

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun